Sabtu 10 Dec 2016 17:00 WIB

Kompak Bantu Muslim Rohingya

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Rohingya
Foto:
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertahun-tahun hidup di kamp pengungsian, derita Muslim Rohingya belum juga berakhir. Puluhan ribu warga dari etnis Rohingya telah meninggalkan rumah mereka di tengah operasi keamanan yang dipicu serangan bersenjata di pos perbatasan Myanmar dan Bangladesh, 9 Oktober 2016. Mereka juga dilaporkan telah mengalami pelanggaran HAM yang serius, termasuk penyiksaan, pemerkosaan, dan kekerasan seksual. Tidak hanya itu, militer Myanmar juga menghancurkan rumah-rumah dan masjid.

Sejumlah lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam South East Asia Humanitarian Forum (Seahum) sudah memasuki negara bagian Rakhine, Myanmar. Sejumlah bantuan pun dapat disalurkan kepada Muslim Rohingya yang menjadi korban kekerasan Pemerintah Myanmar. Namun, relawan Seahum masih kesulitan masuk ke lokasi konflik terakhir di wilayah Maungdaw.

Presiden Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) dari ACT, Syuhelmaidi Syukur, menilai, pengiriman relawan ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya merupakan bagian dari solidaritas umat Islam. Sebagai bagian dari umat, ACT punya kepentingan agar saudara Muslim di seluruh duia bisa dibantu. Apalagi, melihat kondisi Muslim Rohingya yang tertindas dan teraniaya.

Karena itu, salah satu misi ACT mengirimkan relawan ke sana adalah untuk membantu dan memperbaiki kondisi kehidupan Muslim Rohingya. Misi selanjutnya adalah perdamaian. "Kita ingin masalah Muslim Rohingya ini bisa dituntaskan hingga akarnya. Seperti hak kewarganegaraan yang ditampik, hak tanah yang dirampas, dan lainnya," ujarnya.

Misi ketiga adalah persaudaraan. Yakni bagaimana agar umat Islam, kata dia, khususnya yang berada di Indonesia, dapat memberikan kekuatan dan keyakinan kepada Muslim Rohingya bahwa kita bersaudara. Tujuannya adalah untuk menegaskan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi kezaliman tersebut.

Berbeda dengan Syuhelmaidi, CEO Rumah Zakat, Nur Effendi, mengatakan bahwa ada dua misi utama yang hendak dicapai Rumah Zakat berkaiatan dengan Muslim Rohingya. "Misi jangka pendek adalah memberikan kontribusi secara maksimal untuk saudara kita di sana dengan mengirimkan relawan dan bantuan. Misi jangka panjang adalah kami ingin melakukan advokasi ke ASEAN agar Rohingya bisa menjadi bagian dari Myanmar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement