Sabtu 10 Dec 2016 17:00 WIB

Kompak Bantu Muslim Rohingya

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Rohingya
Foto:
Anak-anak pengungsi Rohingya mengikuti pelajaran di sekolah kamp pengungsi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Di tempatnya shalat, tak ada kubah sebagai penanda lokasi ibadah. Bangunannya seadanya. Tak ada hiasan kaligrafi sebagai pemanis masjid yang lazim disaksikan di masjid-masjid.

Tak ada juga pengeras suara untuk memanggil azan. "Itu pengalaman salat Jumat paling berkesan karena saya berada di antara Muslim-Muslim yang kondisinya sangat tertindas dan teraniaya," katanya.

Berbeda dengan di Sittwe, kondisi di Maikhtilla, kala itu, menurut Andri, cukup kondusif. Tak ada penjagaan ketat oleh aparat militer, sehingga memudahkan ruang gerak untuk menyalurkan bantuan.

Kendati demikian, Andri tetap tidak bisa berlama-lama di kamp Maikhtilla. Sebab, para pengungsi di sana mengatakan, aparat militer bisa datang kapan saja. Jika aparat tahu ada aktivis kemanusiaan datang membantu Muslim Rohingya, pengungsi di sana bakal diteror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement