Jumat 02 Sep 2016 17:19 WIB

Maria Clara Castellar: Islam adalah Takdirku

Rep: c70/ Red: Agung Sasongko
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)
Foto:
Upacara pembukaan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajaran agama di sekolah menjadi modal awal dalam jenjang perkenalannya dengan Islam. Tetapi, ketika itu ia masih belum bersentuhan dengan hidayah, sekadar merasa takjub dan tertarik. Pencarian hidayahnya pun berlanjut.  

Suatu hari, temannya, Camila Merlano, menawarkan pekerjaan relawan di negara lain. Saat sesi wawancara, ia memilih Mesir sebagai negara tujuannya menjadi sukarelawan. Ia menghubungi seseorang di Mesir yang mengerti soal pekerjaan tersebut.

Ia menemukan seorang pria yang bekerja di sebuah organisasi kerelawanan. Pria itu menawarkan bantuan kepada Castellar. Teman Mesir itu menjanjikan kepadanya bisa mendapatkan pekerjaan kerelawanan.

Sayangnya, ibu Castellar tidak mengizinkan jika dirinya memilih Mesir sebagai negara tujuan untuk misi mulianya itu. Castellar mengalihkan destinasi ke negara lain, yakni Brasil.

Persahabatannya dengan pria Mesir tersebut tak lantas berakhir. Keduanya mulai membicarakan kehidupan sehari-hari. Pria itu juga memperkenalkan banyak hal baru tentang Islam kepada Castellar. Bukan hanya sebagai subjek pembelajaran seperti di sekolah, melainkan Islam sesungguhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement