Selasa 16 Aug 2016 17:05 WIB

Hidayah William Usai Lelah Menghujat Islam

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:
Suara adzan kembali berkumandang pada Jumat (1/7) kemarin dari dalam bangunan Hagia Sophia untuk pertama kalinya sejak 85 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selepas 2007, William merasa lelah dan bosan. Ia pun mulai berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi mengkritik agama. Sejak itu, ia memutuskan untuk berhenti memperdebatkan Islam di dunia maya. Siapa sangka, ternyata di sinilah titik awalnya menuju hidayah Allah.

William kemudian membaca Bibel (kitab suci umat Kristen) dan membandingkan isinya dengan Alquran. Ia berharap dapat menemukan sesuatu yang akan membimbing dirinya kepada jalan yang benar.

Akan tetapi, ia tidak menemukan satu pun jawaban yang dicarinya di dalam Bibel. Coba tebak? Ia ternyata menemukannya di dalam Alquran! Meski ketika itu, ia masih belum begitu yakin tentang hal tersebut. “Subhanallah, itu sebuah keajaiban,” katanya mengaku. 

Keinginan William untuk mengenali ajaran Islam secara lebih mendalam pun semakin besar. Semakin banyak ia menghabiskan waktu untuk mempelajari Islam, semakin menguat pula keyakinannya terhadap agama ini.

Rasa kagum pria kelahiran 4 November 1981 itu pun muncul ketika mengetahui bagaimana perjuangan Nabi Muhammad memulai dakwah dan mengajarkan risalah Allah kepada para sahabat.

Puncak dari “pencarian iman” William terjadi lima tahun lalu. Ketika itu, ia sedang asyik mengisap rokok di lantai atas rumahnya di Jakarta. Di sela-sela waku santai tersebut, William mendengar alunan suara azan. “Dalam hati, saya menyebut ‘Allahu Akbar!’ secara spontan. Wow! Saya tidak pernah mengucapkan dua kata itu sebelumnya,” ujarnya. 

Ia lantas menceritakan pengalaman tersebut kepada istri saudaranya. Ia berkata bahwa itu merupakan hidayah dari Allah. “Sejak itu, saya mengikrarkan dua kalimat syahadat, menyatakan diri sebagai seorang Muslim,” katanya mengenang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement