Selasa 16 Aug 2016 17:05 WIB

Hidayah William Usai Lelah Menghujat Islam

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:
Berdoa kepada Allah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- William mengakui, masa-masa awal menjadi Muslim sangatlah sulit. Terutama, ketika ia berusaha memberitahu keluarganya tentang keislamannya. Saudara perempuan William mau menerima keputusannya untuk menjadi mualaf.

Sebelumnya, dua saudara laki-laki William sudah lebih dulu menjadi mualaf. Karenanya, ia tidak merasa canggung lagi ketika mengungkapkan minatnya terhadap Islam kepada mereka.

Ia sempat beberapa kali membahas soal Islam dengan istri saudaranya. Ia semakin yakin, Islam adalah agama yang benar dari Allah. Konsep trinitas (Tuhan Bapa, Anak, dan Roh Kudus) dalam keimanan kristiani tidak masuk akal baginya.

Ia pun berseloroh, bagaimana mungkin bisa berdoa kepada Tuhan yang memiliki tiga kepribadian? Bisakah Tuhan menjadi sempurna tanpa bentuk Roh Kudus? “Jawabannya adalah tidak,” ujarnya.

Namun, laki-laki itu merasa berat untuk menceritakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Setelah beberapa waktu lamanya, William akhirnya memberanikan diri untuk memberitahu ibunya. Saat itu, sang ibu sangat terkejut dan sulit baginya untuk menerima keputusan William.

Selama enam jam, ibu tidak mau berbicara dengannya. William pun menangis karena sedih. “Saya lalu memohon supaya ia mau menerimanya dan alhamdulilah, akhirnya ia mau menerima keislaman saya,” kata William mengenang.

Kini, William tinggal bersama Risdawati Idris, perempuan berdarah Minangkabau yang dinikahinya pada 2010. Dari istrinya tersebut, William dianugerahi seorang putra yang diberi nama Kevin Dzaky Azka Djoenaedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement