REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kesepuluh, menandaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan Islam untuk mencapai pada integritas, kesempurnaan dan untuk merealisasikan apa yang dapat direalisasikan oleh seluruh negara muslim.
Dimana manfaat dan hasil dari kerjasama itu akan membawa kepada swasembada dalam berbagai kebutuhan umat. Termasuk bertukar menukar ahli, pengalaman dan tukar menukar potensi antara negara- negara islam. Sehingga manfaatnya itu bisa dirasakan oleh semua warga negara yang ada di dalamnya.
Kesebelas, pentingnya menelesaikan problematika yang dihadapi oleh kaum muda dan mencari solusi penyelesaiannya. Dalam konteks ini penting melakukan dialog yang konstruktif dan positif bersama kaum muda. Hal ini untuk menjamin agar para generasi penerus ini tidak melenceng, menyimpang dan menyebarkan pemikiran- pemikiran yang merusak kalangan pemuda.
Pemikiran- pemikiran seperti ini harus segera dicegah dan dicarikan solusi penyelesaiannya. Para pemuda yang merasa frustasi harus kita bina dan diarahkan ke jalan yang benar dengan menyediakan upaya- upaya yang konstruktif. Terutama dari kalangan para ulama, institusi ilmiah, lembaga dakwah serta akademisi guna mengentaskan pemuda dari problematika yang dihadapi.
Kedua belas, kita harus mengaktualisasikan peran media massa nasional yang konstruktif dan positif dan mengembangkan pelaksanaan dengan sebaik- baiknya serta pentingnya untuk melakukan penyuluhan dan pembinaan serta mengurangi pemikiran- pemikiran yang cenderung merusak, pemikiran yang campur aduk dan tidak tahu mana yang benar sehingga merusak para pemuda hingga umat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
