Semua berawal ketika semakin ia memperdalam dan mengkaji konsep ketuhanan dalam Alkitab. Kebimbangan dan keraguan justru kian muncul.
Jawaban demi jawaban yang ia peroleh dari para teolog Kristen tak lantas membuatnya puas. Ia merasa belum menemukan jawaban yang tepat untuk mengobati kebimbangan yang ia rasakan, begitu pula ketika ia menggali dan mendalami Alkitab. Usahanya nihil.
Menyadari hal ini, Delancey merasa apa yang ia imani dahulu telah hancur. Ia tidak bisa lagi meyakini agamanya dan bertahan dengan keyakinan tersebut.
"Aku merasa ini iman buta (blind faith)," katanya. Ia merasa, agama yang ia anut selama ini tak sepenuhnya berdiri di atas landasan kesadaran dan keyakinan yang utuh.
Advertisement