Jumat 19 Feb 2016 06:30 WIB

Afrizal Sinaro: Membangun Budaya Baca Umat Islam Melalui IBF

Rep: c39/ Red: Damanhuri Zuhri
Afrizal Sinaro (kanan) dan Mendikbud Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengunjung melihat koleksi pada stand di pameran Islamic Book Fair ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID,

Selama 15 tahun perjalanan IBF, apa sumbangsih nyata bagi masyarakat?

Pertama, yang jelas berawal dari perkumpulan para penerbit buku Islam pada 15 tahun yang lalu, di mana saat itu perindustrian penerbit buku Islam bisa dihitung dengan jari. Perbukuan Islam saat itu sedikit sekali.

Dengan dimulainya Islamic Book Fair (IBF) secara pelan tapi pasti, alhamdulillah sekarang perkembangan industri perbukuan Islam menjadi lebih baik.

Ikapi DKI Jakarta melalui penerbit buku agama Islam saat ini telah menjadi kelompok buku-buku terbanyak di Jakarta. Dengan demikian, IBF ini telah menjadi inspirasi dan bisa menjadi motivasi penerbit untuk lebih banyak menerbitkan buku-buku Islam.

Kedua, IBF tentu telah membantu mengembangkan minat dan budaya baca masyarakat, khususnya umat Islam. Pameran ini bukan hanya sekadar para penerbit memamerkan bukunya, melainkan juga bisa menyelenggarakan ratusan mata acara dalam bentuk talk show dan bedah buku.

Nah, ini juga sangat membantu bagaimana anak-anak sekolah dan santri-santri di pesantren kita itu senang dan akhirnya suka membaca buku.

Jadi, ini suatu gerakan pengembangan minat dan budaya baca bagi umat Islam khususnya, yang sebenarnya ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun kita pelaku industri penerbit buku.

Jadi, ini terbukti sekali. Setiap kita pameran, ratusan ribu anak-anak dari pesantren berbondong-bondong datang ke pameran kita ini. Nah, itulah manfaat yang dirasakan langsung. Dan tentu kita ingin melalui event pameran ini, masyarakat cerdas berilmu dan cerdas beriman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement