Selasa 02 Feb 2016 14:43 WIB

Diludahi karena Bersyahadat, Eduard Hanya Tersenyum Seperti Rasulullah

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi).
Foto:
Pertobatan yang sungguh-sungguh dan disertai penyesalan pasti diterima Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, Eduard mengaku merasa lebih dekat dengan Allah. Apa yang ia alami dahulu karena ia tidak merasa dekat dengan Allah. Namun, jika kita dekat dengan-Nya, Allah akan lebih dekat lagi.  

Menurutnya, Allah mahaluar biasa. Ia merasa manusia berdosa sepertinya masih diberi keberkahan. Baginya, hal yang baik sudah diatur oleh-Nya, sedangkan yang buruk berasal dari dirinya sebagai pertanda supaya introspeksi. 

Ia mengaku kagum dengan sifat Rasulullah dan sahabat. Baginya, mengikuti keteladanan Nabi bukan sebatas pengucapan dua kalimat syahadat saja, melainkan harus memahami maknanya.

Dari Alquran ia mengetahui bahwa apa yang manusia kerjakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Untuk itu, ia tidak begitu mementingkan perkataan manusia tentang dirinya. Saat ini hidupnya hanya untuk Allah. "Hidup yang benar-benar hidup ya sekarang ini," katanya.

Memahami Islam tak terhenti pada lisan saja. Namun, harus dipahami dan diamalkan secara kafah. Karena di dalam Islam semua hal sudah diatur. Bahkan, untuk aktivitas suami istri pun sudah diatur.

Ia mengaku tidak setuju dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan Islam saat ingin melakukan kekerasan. Padahal, Islam adalah agama yang indah dan damai. Dalam Islam, jika ingin menyampaikan teguran, tidak dengan kekerasan atau perilaku kasar. Apalagi, jika seseorang sampai membunuh makhluk lain, ia telah melecehkan Allah karena membunuh ciptaan-Nya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement