REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Majelis tablig persyarikatan PP Muhammadiyah terus meningkatkan revitalisasi gerakan dakwah. Ini hasil rapat kerja pimpinan Majelis Tablig yang menyerukan adanya pembaharuan gerakan dakwah mulai dari pimpinan pusat, wilayah, daerah, hingga ranting seluruh Indonesia.
''Kita perlu meningkatkan revitalisasi gerakan ketablighan, mulai pada level konsep maupun gerakan nyata,'' kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haidar Nashir di Solo, Jateng, Sabtu (12/12).
Menurut Haedar, revitalisasi gerakan tablig dilakukan, agar majelis tabligh makin banyak memproduksi bahan untuk menjadi acuan dalam bimbingan ke Islaman bagi masyarakat di seluruh segmen. ''Masyarakat sangat memerlukan bahan keagamaan yang meneguhkan, tetapi juga mencerahkan,'' tambahanya.
Haedar berpendapat, majelis tabligh perlu lebih membangun jaringan yang lebih luas. Bangunan jaringan dilakukan ke dalam maupun keluar.
Ini agar peran ketablighan dalam membina keagamaan umat Islam di tengah tantangan yang sangat besar ini, semakin bisa tertangani, terpecahkan dan bersolusi yang praktis. Selain itu juga mempunyai daya manfaat yang besar bagi umat dalam hidup beragama.
Juru dakwah dalam era sekarang, kata Haedar, harus semakin paham terhadap realitas kehidupan sasaran dakwah. Karena, masyarakat semakin heterogen. Dan, hidup dalam suasana beragam, serta kehidupan yang semakin kompleks.
"Oleh karena itu, mubaligh Muhammadiyah harus kaya ide, konsep, materi sekaligus kaya rohani. Sehingga berdasarkan itu, mubaligh bisa diterima oleh masyarakat. Juga menyiram dan penggerak kehidupan beragama," ucap dia.
Sebanyak 40 anggota PP Majelis Pendidikan Kader (MPK) Muhammadiyah menggelar rapat kerja membahas penguatan kapasitas sumber daya kader sebagai pelaku gerakan pasca-Muktamar ke-47 Muhammadiyah. Kegiatan ini digelar dua hari, 24–25 Oktober 2015, di Solo.
Tujuan raker kali ini, menurut Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Konsolidasi Organisasi dan Kader, Ahmad Dahlan Rais, salah satunya, konsolidasi pimpinan dan anggota MPK PP Muhammadiyah dalam melakukan penerjemahan program besar Muhammadiyah dalam kegiatan strategis perkaderan.
Sistem gerakan MPK, menurut Dahlan, menjadikan perkaderan utama Muhammadiyah sebagai budaya organisasi, fokus membangun kultur perkaderan harus seirama dengan struktur persyarikatan Muhammadiyah. Dan, menjadikan Muhammadiyah lebih dinamis dan mandiri.
Pemaknaan dinamis, kata adik tokoh Amien Rais, dalam peran keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal. Adapun kemandirian, upaya menguatan basis ekonomi Muhammadiyah dengan cara memobilisasi potensi ekonomi dan usaha umat.
Selain Ahmad Dahlan Rais, sebagai narasumber dalam rapat kerja MPK PP Muhammadiyah ini, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busro Muqodas (Mantan KPK), Ketua MPK Dr Anshori, dan sebagainya.