Jumat 13 Nov 2015 21:51 WIB

17 Alasan Ita Meigavitri Memilih Islam

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

JAKARTA -- Ita lalu mencari seorang kiai. Dia belajar di salah satu pondok pesantren di Yogyakarta tentang perbandingan agama dan kristologi. Dari situ, dia semakin mantap. Islam adalah agama yang paling baik dan benar. "Semua agama baik, saya setuju. Tapi, maaf, saya tidak setuju dengan dalil yang mengatakan semua agama benar. Karena bagi saya, agama yang benar hanya Islam," tegas perempuan itu.

Tepat 20 Desember 2008, Ita berikrar syahadat di Masjid Istiqlal, Jakarta. Tanggal 20 sengaja dia pilih karena takut diajak Natalan ke gereja. Dari Yogyakarta, Ita pergi dengan alasan bertemu klien di Ibu Kota. "Ketika saya mengucap dua kalimat syahadat, saya merasa ada sesuatu yang sejuk sekali masuk ke lubuk hati saya." Dia tersungkur. Ita yang mulanya sesumbar tidak akan menangis, nyatanya tak kuat menahan deraian air mata.

Selama 15 menit, Ita menangis di depan petugas takmir Istiqlal. Ita teringat dosa-dosanya dulu. Dia ingin bertobat. "Berapa orang sudah saya masukkan ke dalam gereja. Saya menyesal sekali. Sejak itu saya bernazar, hidup atau mati, saya akan terus menyampaikan Islam," janji dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement