Ahad 08 Nov 2015 15:56 WIB

Jejak Pendirian Gereja di Jawa

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Kraton Yogyakarta.

Maka jangan heran sebelum kurun 1830, atau sebelum Pangeran Diponegoro mengalami kekalahan, tak ada gereja berdiri di tanah atau silayah kerajaan di Jawa. Di Kasultanan Yogkakarta misalnya wilayah kerajaan malah ditandai dengan berdirinya ‘Masjid Pathok Nagari’, yang artinya masjid menjadi batas wilayah dan kekuatan spiritual kerajaan itu sebagai sebuah Kasultanan (Kerajaan Islam).

 Tapi seiring kekalahan Diponegoro, dan mulai berjalannnya proyek ‘pemiskinan serta penghisapan’  massal rakyat Jawa melalui Tanam Paksa, terjadi perubahan sikap pemerintah terhadap penyebaran agama Kristen(Nasrani dan Katolik). Bila sebelumya pemerintah kolonial Belanda tidak ikut campur atau tidak mendorong penyebaran agama Kristen,  kini pemerintah kolonial Belanda mempesilahkan atau bahkan mendukungnya.

Perubahan kebijakan ini tampaknya terjadi ketika Pemerintah Kolonial mulai merasa dirinya ‘mampu menguasi keadaan’ karena perlawanan kaum Muslim sudah berhasil dipatahkan. Maka tidak mengheranakan, secara perlahan daerah kerajaan (vorstenlanden) di Jawa yang tadinya hanya boleh didirikan masjid, mulai saat itu satu persatua mulai munculah bangunan gereja.

 Meski pendirian gereja kini mulai longgar, namun saat itu penyebaran agama Nasrani belum banyak bisa menarik orang Jawa. Namun situasinya mulai berubah ketika kehidupan rakyat Jawa semakin miskin dan seolah tak bisa keluar dari penderitaan yang diakibatkan oleh proyek Tanam Paksa yang digagas Van den Bosch itu. Apalagi akibat tanam paksa tercatat sangat memkan korban hingga menwaskan lebih ¼ penduduk yang tinggal di Jawa.

 

Sebagai akibatnya, karena merasa tersia-sia dn terpinggirkan, orang Jawa pun tak tertarik dengan ide kepercayaan ala orang kulit putih Eropa yang nota bene sebangsa dengan penjajahnya. Imbasnya dapat mudah ditebak, misi yang dilakukan oleh para penyebar ajaran Kristen yang dilakukan oleh orang Eropa tersebut, bisa dikatakan gagal total. Pribumi Jawa yang masuk Kristen hanya beberapa orang saja!

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement