Ahad 08 Nov 2015 15:56 WIB

Jejak Pendirian Gereja di Jawa

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Kraton Yogyakarta.
Santri di Jawa.

Namun di sini harus dicatat. Meski ada ketegangan bahkan perang antara kedua penganut ini –orang Islam Jawa menyebut penjajahnya sebagai kaum kafir—namun saat itu tidak ada cerita soal keributan pendirian gereja.Ketegangan baru muncul di dalam waktu lebih belakangan, yakni tepatnya seusai berakhirnya Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830).

 Mengapa demikian? Jawabnya ketegangan jelas terjadi seusai hadirnya perubahan besar dalan lanskap politik kekuasaan di kerajaan Jawa, yakni hadirnya Perang Jawa atau Perang Diponegoro. Sebelum masa itu kerajaan di Jawa benar-benar mandiri. Para kerajaan ini pun secara terbuka menyatakan diri sebagai kerajaan Islam.

 Bahkan secara nyata para Sultan di Jawa (misalnya Kerajaan Mataram di Jogja dan Surakarta) menyebut dirinya sebagai pelindung umat dan penjaga ajaran Islam. Dan pada saat itu pihak kolonial yang tahu posisi dirinya masih lemah, tidak mau menfasilitasi penyebaran agama Kristen karena menganggap: hanya akan meletupkan  perang dan kebencian saja kepada mereka!

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement