REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Sejumlah jamaah haji asal Indonesia harus langsung mendapatkan perawatan inap ketika tiba di Makkah sehingga belum melakukan ibadah umrah qudum atau kedatangan. Tim Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Makkah akan mengupayakan solusi hingga jamaah yang sakit itu dapat menjalankan ibadah wajib selama di tanah suci.
Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Tawwabuddin Muhammad Mulyana mengatakan Tim Bimbingan Haji sudah melakukan kunjungan ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Makkah di Khalidiyah. Tim pun mengetahui semua jamaah sakit belum melakukan ibadah umrah qudum.
Tawwabuddin menyatakan Tim Bimbingan Haji memiliki kewajiban memastikan semua jamaah, termasuk yang sakit, mendapatkan hak menjalankan ibadah. Dia pun akan mengkomunikasikan dengan ketua kloter agar dapat dicarikan solusi terbaik. “Solusinya dengan didorong, bisa dengan keluarga atau petugas. Tentu saja, dengan mempertimbangan kondisi kesehatannya,” kata dia, Sabtu (5/9).
Daker Makkah juga sudah menyiapkan solusi bagi jamaah yang sakit ketika puncak haji. Jika jamaah tidak dapat melakukan wukuf secara mandiri maka Daker Makkah akan melakukan safari wukuf. “Jamaah dihadirkan di Arafah menggunakan ambulan walau hanya sesaat,” kata Tawwabuddin.
Kunjungan atau visitasi ke BPHI merupakan satu dari program Tim Bimbingan Ibadah Daker Makkah. Menurut Tawwabuddin, visitasi juga untuk mendoakan kesembuhan dan memotivasi jamaah. “Kami mengadakan doa bersama, sekaligus memberikan motivasi kepada mereka bahwa mereka sudah sampai di Tanah Suci,” ujar dia.
Program lain Tim Bimbingan Ibadah, yaitu penempatan petugas di tiga titik di Masjidil Haram. Setiap hari, petugas bimbingan haji berjaga di mataf atau area melakukan tawaf, area dari mataf menuju masa’a, dan pintu marwah.
Tawwabuddin menyatakan tanggung jawab petugas bimbingan ibadah di Masjidil Haram untuk memastikan jamaah sudah melakukan tawaf dan sa’i sesuai syar’i. “Khusus di pintu Marwah, kami instruksikan bawa gunting karena banyak orang yang meminjamkan gunting lalu minta uang,” kata dia.
Petugas yang ditempatkan di Masjidil Haram bertugas dalam tiga shift. Mereka merupakan petugas bimbingan ibadah di setiap sektor yang berjaga sesuai jadwal. Tim Bimbingan Ibadah memiliki empat orang anggota di daker dan dua orang masing-masing di setiap sektor. “Kecuali Sektor 8 hanya satu,” ujar dia.