
Laporan jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengingatkan jamaah Indonesia agar terus menjaga kesehatan diri. Hal itu penting dilakukan walaupun kini puncak musim haji telah berlalu.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Imran mengatakan, hingga Ahad (15/6/2025) jumlah jamaah haji Indonesia yang telah mendapatkan perawatan medis mencapai 72.100 orang. Mereka sebelumnya diberikan pelayanan kesehatan di kelompk terbang (kloter) masing-masing. Adapun kasus penyakit yang paling banyak ditemui adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), hipertensi, dan diabetes dengan komplikasi.
Imran juga mengungkapkan, hingga saat ini masih ada jamaah haji RI yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Jumlahnya sebanyak 238 orang.
"Kasus terbanyak adalah pneumonia atau radang paru, diabetes dengan komplikasi yang berat, dan juga penyakit jantung koroner atau serangan jantung.," ujar Imran saat ditemui di Makkah, Arab Saudi, Ahad (15/6/2025).
Dia mengungkapkan, jumlah jamaah haji RI yang wafat sejak hari ke-44 pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci mencapai 275 orang. Meskipun diakui besar, angka ini disebutnya masih lebih rendah bila dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.
Penyebab kematian terbanyak, jelas Imran, adalah penyakit jantung dan sepsis atau kegagalan organ akibat infeksi yang berat.
"Oleh karena itu, kepada jumlah haji yang dimuliakan oleh Allah SWT, kami mengimbau untuk menjaga kesehatan menjelang pemulangan ke Tanah Air. Karena, keluarga sudah menunggu di rumah, mengharapkan para ibu dan bapak untuk tetap sehat ketika tiba di kampung halaman nanti," ujar Imran menjelaskan.
Pemerintah mengingatkan agar jamaah haji menjaga kesehatan dengan berbagai cara. Misalnya, cukup beristirahat serta tidak memaksakan diri untuk beraktivitas di luar hotel, termasuk ibadah di Masjidil Haram yang menguras fisik.
Bila ingin melakukan umrah sunah berulang kali, jamaah haji diminta memastikan kondisi fisik terlebih dahulu. Mereka juga diminta tak memaksakan diri mengejar sunah atau kesempurnaan arba'in ketika nanti berada di Madinah.
"Khusus bagi jamaah haji lansia dan komorbid, selain pesan-pesan tadi, kami juga sampaikan agar aktivitas ibadah dengan mengutamakan ibadah yang tidak menguras fisik, seperti berzikir, membaca Alquran, dan juga bersedekah," ujarnya.
Apabila jamaah haji merasakan gejala-gejala semisal demam, batuk, pilek, atau sesak nafas, maka dianjurkan segera ke dokter. Bila nanti sudah tiba di Tanah Air, mereka juga diimbau segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Baik itu di rumah sakit maupun di puskesmas, dalam waktu kurang, apabila gejala tersebut dirasakan kurang dari 14 hari sejak tiba dari tanah suci," ujar Imran.
Selain itu, jangan lupa untuk tetap dan menyampaikan riwayat perjalanan jamaah kepada petugas kesehatan. Hal ini penting bagi petugas kesehatan di rumah sakit dan puskesmas untuk melakukan pelayanan dan penanganan yang tepat terhadap gejala yang dirasakan.