REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang kepala sekolah di India menghukum pelajar Muslim yang menolak menyanyikan doa Hindu. Hukuman ini membuat pelajar Muslim tersebut depresi dan tertekan.
"Saya dipermalukan di depan 1.200 mahasiswa dan hak konstitusional saya dilanggar. Ia (kepala sekolah) membuat kami pergi ke panggung dan memaksa kita untuk menyanyikan doa di depan semua orang," ujar mahasiswa Muslim Naushad Kashimji (nama disamarkan) kepada Hindustan Times dilasnir dari OnIslam, Kamis (6/8).
Pelajar Muslim ini mengaku bahwa ia dimarahi oleh kepala sekolah tersebut di depan orang dengan menggunakan pengeras suara. Penyebabnya karena ia salah mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Sansekerta saat melafalkan doa Hindu.
Insiden menyakitkan ini terjadi pada pekan lalu ketika kepala sekolah bernama Padmaja Menon menghukum pelajar yang tidak menyanyikan doa dengan bahas Sansakerta kemudian menghukumnya.
Hal tersebut memicu kemarahan kalangan masyarakat dan aktivis Muslim Bangalore. Mereka mengajukan keluhan terhadap kepala sekolah atas sikap yang dilakukannya.
"Kepala sekolah bertindak seperti dia tidak mengerti apa yang diributkan tentang itu semua. Dia terus mengatakan bahwa doa itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan disiplin pada siswa. Dia hanya tidak mengerti ketika kita mencoba untuk menjelaskan bahwa kita milik iman yang berbeda,"kata ibu Kashimji.
Lain pihak, kepala sekolah melakukan pembelaan terhadap tindakannya dengan mengatakan bahwa doa Hindu menyampaikan pesan universal.