Sabtu 01 Aug 2015 19:28 WIB
Muktamar NU

Perdana, Nahdliyyin dari Hongkong Ramaikan Muktamar

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indah Wulandari
PCINU Hongkong
Foto: pcinu.hk
PCINU Hongkong

REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang pada 1-5 Agustus dihadiri sejumlah delegasi dari cabang-cabang NU di luar negeri.

Untuk pertama kali, Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Hong Kong bergabung dalam forum tertinggi organisasi tersebut.

Pada Muktamar ke-33 di Jombang, PCINU Hong Kong diwakili tiga pengurusnya, yakni Zal Aidi selaku ketua, Fatimah Angelia sebagai Kepala Bidang Dakwah dan Humas, serta satu pengurus lainnya bernama Agus Junaidi.

Ditemui ketika melakukan registrasi peserta di GOR Kabupaten Jombang, Zal bercerita sejarah lahirnya NU di negeri Hong Kong. Menurut dia, NU di Hong Kong dirintis oleh para buruh migran Indonesia (BMI). Zal menyebut, warga pekerja asal Indonesia di Hong Kong lebih suka disebut BMI daripada TKI atau TKW.

Para BMI itu, menurut Zal, sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Menurut dia, mereka ingin mendirikan cabang NU, sebagaimana latar belakang komunitas keagamaan mereka di kampung halaman.

“Sebelumnya mereka punya beberapa perkumpulan-perkumpulan pengajian kecil. Tapi untuk membuat cabang NU mereka kesulitan, karena rata-rata mereka perempuan dan merasa butuh pembimbing laki-laki. Mereka mendorong saya (menjadi Ketua),” kata dia.

Zal yang sehari-hari bekerja di Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mengaku sebenarnya tidak merasa pantas untuk mengemban posisi tersebut. Terlebih, ia tidak memiliki latar belakang ke-NU-an.

“Saya tumbuh di lingkungan Muhammadiyah dan sekolah di sekolah Muhammadiyah,” tutur dia.

Mengingat keinginannya untuk berkontribusi bagi sesama warga Indonesia di Hong Kong, Zal menyanggupi permintaan para BMI itu. “Karena saya pribadi juga sangat khawatir dengan masalah-masalah yang dihadapi sebagian BMI, mulai dari narkoba hingga hubungan sesama jenis,” kata Zal.

Keputusannya membantu proses inisiasi NU di Hong Kong, menurut Zal, tidak terlepas dari peran istrinya, Fatimah Angelia.

Sang istri lebih dulu berkegiatan di bidang pelayanan sosial bagi BMI melalui lembaga Pondok Fatimah. Fasilitas untuk berkumpul dan berkegiatan para BMI di Hong Kong tersebut, menurut Zal, telah mendapatkan izin operasional kelembagaan dari Pemerintah Hong Kong.

Sejak didirikan pada 20 Juni 2014, ia menyampaikan, PCINU telah memiliki sekitar 1.000 orang anggota Setiap pekan, menurut Zal, mereka mengadakan pengajian rutin.

“Saat ini, status kelembagaan PCINU Hong Kong sudah terdaftar resmi sebagai komunitas. Ke depan, kami ingin PCINU menjadi lembaga yang diakui,” papar Zal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement