Senin 09 Jun 2025 22:29 WIB

Penguatan Organisasi Lembaga Falakiyah PBNU, Menjaga Tradisi dan Membuka Inovasi

Perlu upaya terintegrasi untuk menguatkan organisasi LF PBNU.

Tim rukyatul hilal dari Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya mengamati posisi bulan (hilal) di atas Masjid Al-Mabrur, Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (1/5/2022). Dalam pengamatan tersebut tim gagal melihat bulan yang menandai awal Bulan Syawal 1443 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri karena langit tertutup awan.
Foto: ANTARA/Moch Asim/nz
Tim rukyatul hilal dari Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya mengamati posisi bulan (hilal) di atas Masjid Al-Mabrur, Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (1/5/2022). Dalam pengamatan tersebut tim gagal melihat bulan yang menandai awal Bulan Syawal 1443 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri karena langit tertutup awan.

Oleh : Asmui Mansur, Sekretaris LF PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Perayaan hari raya Idul adha baru saja kita rayakan bersama dengan khidmat, namun problematika penentuan awal Dzulhijah masih ramai dibicarakan baik di kantor-kantor keagamaan, cafe maupun di warteg ataupun kampus-kampus yang bernuansakan agama.

Dinamika tentang perbedaan penentuan awal bulan Hijriyah di kalangan ahli falak semakin manarik untuk didiskusikan dan sangat menyenangkan untuk dicermati baik dari sisi perkembangan dan dinamisasi tentang organisasi falakiyah kedepannya.

Baca Juga

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memegang peranan krusial dalam menentukan awal bulan Qamariyah, seperti Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, melalui metode rukyatul hilal (observasi hilal) dan hisab (perhitungan astronomi).

Dalam rangka upaya penguatan organisasi LF PBNU, sangat penting sekiranya mengakomodasi dan mengintegrasikan hasil rukyat dari berbagai daerah menjadi pilar utama yang tak terpisahkan.

Hal ini tidak hanya memperkaya data validasi, tetapi juga memperkuat legitimasi dan kredibilitas keputusan yang diambil sebagai bentuk penguatan dan legitimasi untuk perukyat daerah di bawah naungan LF PBNU.

LF PBNU memiliki mandat yang besar dalam menjaga keilmuan falakiyah di lingkungan Nahdlatul Ulama. Perannya tidak hanya sebatas menentukan tanggal-tanggal penting dalam kalender Hijriyah, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam beberapa hal yaitu sebagai berikut:

Pertama, pendidikan dan sosialisasi

Mengedukasi masyarakat, khususnya warga NU dan umumnya masyarakat yang berminat dan mengenail ilmu falak, metode rukyat, dan hisab

Kedua, penelitian dan pengembangan

Mengembangkan keilmuan falakiyah, termasuk inovasi dalam penggunaan peralatan teknologi canggih untuk pengamatan inderaja, satelite dan lain-lainnya yang masuk dalam metode observasi.

BACA JUGA: Rudal Houthi Bernamakan Pedang Nabi SAW Hantam Israel: Takbir di Yerusalem, Pujian di Medsos

Ketiga, standardisasi

Dengan adanya carut marut perukyat dan tidak adanya standardisasi bagi level perukyat yang akhirnya hasil pengamatan nya terkadang dipertanyakan atau membuat syak wasangka yang tidak berkesudahan dan membuat polemik yang berkepanjangan

Untuk menghindari carut marut perukyat selama ini dikarenakan tidak mempunyai standar yang baku dalam menetapkan awal bulan, LF PBNU diharapkan dapat membuat wadah ahli falak yang berjenjang.

photo
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan Total Station di Pantai Pancur, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (28/2/2025). Tim gabungan Rukyatul Hilal 1 Ramadhan 1446 H tersebut tidak berhasil melihat hilal dan penetapan resminya menunggu hasil sidang isbat Kementerian Agama. - (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement