Senin 11 May 2015 20:10 WIB

Kemenag Terus Upayakan Kesamaan Awal Ramadhan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agung Sasongko
Petugas rukyat meneropong posisi hilal (bulan) di Pantai Ambat, Tlanakan, Pamekasan.
Foto: Antara
Petugas rukyat meneropong posisi hilal (bulan) di Pantai Ambat, Tlanakan, Pamekasan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Kementerian Agama (Kemenag) RI terus mengupayakan agar masyarakat di seluruh Tanah Air dapat mengawali Ramadhan dan Syawal secara bersamaan. "(Penentuan satu Ramadhan) Insya Allah kita upayakan (penetapannya sama)," kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin saat mengunjungi Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (11/5).

Dikatakannya, Kementerian Agama telah menggelar mudzakarah di Yogyakarta dengan melibatkan pimpinan PP Muhammadiyah Pasal Senin (4/5) lalu. Insya Allah, ujar dia, Kementerian Agama segera mengadakan mudzakarah bersama Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).

Lukman berharap dari hasil pertemuan tersebut, ada kesamaan cara dalam menetapkan awal Ramadhan.

"Kita imbau, mudah-mudahan kali ini ada kebersamaan untuk itu. Kata ikhtiarkan saja," tuturnya.

Ketua MUI Provinsi Sumbar, Syamsul Bahri Khatib menuturkan, adanya perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Syawal, merupakan permasalah fikihiyah. "Selama ini bervariasi para ulama dalam mencari kapan awal Ramadhan itu," kata Syamsul.

Ia mengatakan, selama ini sekurang-kurangnya ada lima cara yang dipakai umat Islam dalam penentuan tersebut. Dikatakannya, dari cara-cara tersebut akan berujung pada rukyat. "Maka satu kebijaksanaan oleh negara, telah melahirkan adanya tim hisab rukyat," ujar Syamsul.

Setelah di hisab, lanjut dia, semua dikumpulkan dari organisasi Islam, kemudian diverifikasi oleh rukyat. "Hilal itu, kemungkinan sampai 2020 akan sama. Mungkin mulai tahun ini," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement