REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, Allah menyuruh manusia agar jangan lalai dan lupa diri. Kedua sifat itu ialah ciri-ciri orang fasik. Pada akhirnya, mereka suka berbuat dosa dan durhaka kepada Allah SWT.
Firman Allah, yang artinya, ''Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik'' (QS al-Hasyr: 19).
Fasik, menurut pakar tafsir Al-Ashfahani, bermakna kharaja 'an hajr al-syar'i (keluar dari pangkuan syariat atau agama). Istilah fasik digunakan untuk menyebut orang-orang yang kepadanya telah berlaku hukum-hukum Allah (syariat), tetapi mereka menolak dan menentang baik seluruhnya maupun sebagian besar darinya. Jadi, istilah ini dipergunakan untuk menyebut orang-orang yang banyak melakukan dosa, baik dosa kepada Tuhan maupun dosa kepada sesama manusia. (Al-Mufradat fi Gharib al-Quran, 380).
Dalam surah al-Baqarah: 26-28, disebutkan secara jelas ciri-ciri orang fasik itu.
Pertama, mereka adalah orang-orang yang merusak janji mereka kepada Tuhan. Dikehendaki dengan janji di sini ialah tauhid. Mereka berjanji untuk menuhankan Allah SWT dan menyembah hanya kepada-Nya. Nyatanya, mereka menyembah setan (Yasin: 60) dan menuhankan hawa nafsu mereka sendiri (Al-Furqan: 43).
Kedua, mereka adalah orang-orang yang memutuskan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah agar disambung. Maksudnya, mereka adalah orang yang suka memutuskan tali silaturahmi dan merampas hak-hak kerabat.
Dalam pengertian yang lebih luas, mereka adalah orang-orang yang memusuhi dan memerangi kaum mukmin, dan di sisi lain mereka berteman serta menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir.
View this post on Instagram
Ketiga, mereka adalah orang-orang yang suka berbuat jahat dan kerusakan di muka bumi. Ini disebabkan mereka tidak bersedia tunduk dan patuh kepada Tuhan, alias keluar dan lari dari ketetapan-ketetapan agama seperti telah dikemukakan. Sekiranya manusia taat kepada Allah dan Rasul, pastilah ia mendapatkan apa yang mesti didapatinya, yaitu kebaikan dan kedamaian dalam hidup.