Kamis 04 Dec 2014 17:44 WIB

Solusi Bagi Pengikut Nabi Palsu yang Ingin Bertobat

Rep: c 01/ Red: Indah Wulandari
KH Malik Madani
Foto: PBNU
KH Malik Madani

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman sempat menyatakan pengikut aliran sesat Guru Bantil tidak mau bertobat. Sementara, Nahdlatul Ulama menilai metode syiar yang belum tepat.

Khatib Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani menilai, perlu dilakukan pendekatan-pendekatan persuasif yang lebih baik untuk mengajak warga tersebut.

Menurut Malik, warga yang menolak untuk bertobat mungkin belum tersentuh karena pendekatan-pendekatan yang dilakukan belum optimal.

"Jadi, saya kira tidak perlu langsung berkesimpulan mereka tidak mau kembali pada ajaran yang benar," jelas Malik pada Republika Online, Kamis (4/12).

Salah satu bentuk pendekatan persuasif yang dimaksud Malik, melalui pendekatan dalam bentuk dialog, terutama dari hati ke hati. Pendekatan persuasif ini pun tidak hanya diterapkan secara individual, tetapi juga dapat diterapkan langsung pada komunitas-komunitas yang beraliran sesat. Selain itu, pendekatan persuasif perlu dilakukan secara bertahap.

"Kalau pendekatan-pendekatan ini dilakukan dengan optimal, saya kira (warga pemeluk aliran sesat) akan kembali kepada kebenaran," jelas Malik.

Secara umum, ada dua poin penting yang perlu dioptimalkan dalam mengatasi fenomena nabi palsu. Yang pertama ialah prosesi dakwah perlu untuk lebih dimatangkan lagi. Kematangan dakwah akan menutup celah lahir dan tumbuhnya nabi palsu.

Kedua, penegakan hukum terhadap pelaku penyebaran aliran sesat termasuk nabi palsu perlu dipertegas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement