Jumat 28 Nov 2014 16:41 WIB

Muhammadiyah: Berlebihan, Bubarkan Aksi Demo Sampai Masuki Mushala

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Petugas kepolisian memukul mundur pengunjukrasa yang ingin menguasai kantor RRI di halaman kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di Pekanbaru, Riau,
Foto: Antara
Petugas kepolisian memukul mundur pengunjukrasa yang ingin menguasai kantor RRI di halaman kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di Pekanbaru, Riau,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan, insiden pelecehan mushala di Riau yang dilakukan oleh aparat dapat merusak citra kepolisian dimata umat Islam."Kapolri harus meminta maaf kepada seluruh umat Muslim," kata Ilyas kepada ROL, Jumat (28/11).

Menurut Ilyas, tindakan aparat kepolisian di Riau sudah melampaui batas. Pertama, dari segi pengamanan demo sudah berlebihan harus mengejar mahasiswa sampai ke dalam mushala. Kedua, tidak menghormati kesucian tempat ibadah.

"Kapolri juga harus segera menindak dengan tegas anggotanya yang melakukan hal tersebut," ujar Ilyas.

Sebelumnya, polisi di Pekanbaru dikabarkan mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam mushala. Aksi tersebut terjadi saat aparat berusaha membubarkan paksa demonstrasi menolak kenaikan BBM yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan di depan Kantor RRI, Selasa (25/11) sore.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement