Selasa 02 Dec 2014 15:00 WIB

MUI: Polisi Masuk Mushala tak Ubahnya Seperti Komunis

Rep: c03/ Red: Agung Sasongko
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).
Foto: Antara
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memprotes keras tindakan polisi yang merangsak masuk ke mushala tanpa melepas sepatu dan memukuli mahasiswa. Pengendalian demonstrasi sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru, Riau dinilai terlalu berlebihan.

“Kami dari MUI protes terhadap kejadian ini,” tutur Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama, Slamet Efendy Yusuf kepada ROL, Selasa siang (2/12).

Tindakan polisi di Pekanbaru itu, kata Slamet tak ubahnya seperti komunis yang kerap menggeledah hingga ke dalam masjid. Seharusnya polisi memegang sopan santun sosial yang berlaku dalam masyarakat.

“Khususnya orang masuk masjid itu orang harus lepas sepatu, jadi apa yang dilakukan polisi di pekanbaru itu tidak benar,” katanya.

 

MUI pun meminta baik Polri maupun Polda agar mengambil langkah tegas terhadap anggotanya itu. Hal ini, kata Slamet agar kejadian itu tidak terulang lagi di kemudian hari. “Jadi jangan dibiarkan berlalu begitu saja, agar ada kedisiplinan,” katanya.

 

Selamet pun menuturkan sudah semestinya Polisi menghargai tempat peribadatan. "kita mengharapkan polisi kita menjadi polisi yang pancasilais terlalu berlebihan saling menghargai institusi yang berkaitan erat dengan agama. Katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement