REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Agama (Kemenag) mengakui banyaknya proposal pengajuan dana yang masuk untuk pembangunan dan renovasi masjid. Karena selama ini hasil kotak infak dari masjid rata-rata hanya cukup untuk biaya operasional.
Sekretaris Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Muhammadiyah Amin mengatakan, hal ini menunjukkan, memang tidak cukup bagi masjid hanya mengandalkan kotak infak.
"Hampir setiap tahun itu proposal masuk ribuan ke kami. Baik pembangunan baru mau pun sekadar renovasi," katanya kepada Republika, Rabu (17/9).
Menurut Amin, setiap masjid idealnya memang harus memiliki program untuk pemberdayaan masyarakat. Tetapi pada kenyataannya. tidak banyak masjid yang bisa menyisihkan uang hasil kotak infak untuk melakukannya. "Rata-rata untuk operasional saja tidak cukup," katanya.
Dia menambahkan, tidak memiliki data resmi terkait berapa perputaran uang hasil dari infak kotak masjid di seluruh Indonesia. Ke depan hal ini akan jadi evaluasi bagi.
Sehingga, nantinya Kemenag dapat mengetahui berapa sebenarnya jumlah perputaran kotak infaq.
Sebab, lanjutnya, ada kecenderungan bahwa pembangunan masjid setiap tahun menurun. "Apakah ini ada hubungannya dengan kekurangan operasional tadi," ujarnya.