Rabu 13 Aug 2014 10:48 WIB

Teladan di Bulan Syawal (2)

Jamaah tengah membaca Alquran
Foto: Antara
Jamaah tengah membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Banyaknya peristiwa sejarah yang terjadi di bulan Syawal harus diambil hikmahnya.

Selain peristiwa sejarah juga ada peristiwa ibadah. Setelah berpuasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam disunahkan meneruskan dengan puasa sunah enam hari di bulan Syawal.

Shaum di enam hari Syawal ini merupakan bagian dari penggenapan ganjaran ibadah. Mahrudin menuturkan, puasa enam hari di bulan Syawal boleh dikerjakan secara berurutan maupun tidak.

Tetapi, untuk wanita yang memiliki utang puasa di bulan Ramadhan, harus terlebih dahulu mengqadhanya. “Dahulukan hal yang wajib sebelum melaksanakan yang sunah, jangan terbalik,” ujar dia.

Banyaknya peristiwa sejarah yang terjadi di bulan Syawal harus diambil hikmahnya. Salah satunya dengan semakin bersemangat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

“Syawal merupakan bulan peningkatan, yang tadinya bermalas-malasan ibadahnya menjadi lebih rajin, yang tadinya tidak mengerjakan sunah saat Syawal mulai dikerjakan,” ujar dia.

Latihan ibadah yang dilakukan selama satu bulan sebelumnya, kata Mahrudin, harus dapat diimplementasikan ketika Syawal tiba.

Syawal juga sebagai bulan menutup kekurangan. Selama bulan Ramadhan mungkin saja masih ada keburukan yang dilakukan seperti mata yang kadang tak terjaga dari hal yang haram dan kata-kata yang tak sengaja menyakiti orang.

Indikator suksesnya ibadah selama Ramadhan adalah ketika ibadah yang dilakukan secara istiqamah diterapkan saat Syawal tiba.

“Kalau justru ibadahnya mengendur dan bermalas-malasan ini menandakan puasanya gagal ketika Ramadhan,” ujar dia.

Saat seorang bersemangat membaca Alquran kala Ramadhan, harusnya di bulan Syawal dan bulan berikutnya tetap rajin membaca Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement