Selasa 13 May 2014 05:47 WIB

PBNU: Menculik Bukan Cara Perjuangan Islam

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Fernan Rahadi
Ketua PBNU Said Aqil Siraj berbicara saat membuka Nadhlatul Ulama Sufi Gathering di Jakarta, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua PBNU Said Aqil Siraj berbicara saat membuka Nadhlatul Ulama Sufi Gathering di Jakarta, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan aksi penculikan bukanlah cara perjuangan Islam. Aksi ini dinilai tidak beradab dan jauh dari akhlak dalam Islam.

“Itu tindakan yang brutal. Kami, NU, mengutuk keras tindakan itu,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, di Jakarta, Senin (12/5) malam.

 

Pihaknya, menyayangkan adanya salah satu situs di Indonesia yang menyebut tindakan Boko Haram sebagai bentuk perjuangan dalam Islam. “Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, Islam selalu mengajarkan kesantunan. Menculik bukan ciri perjuangan Islam, dan Islam tidak membenarkan menculik sebagai cara dalam perjuangan,” sebut Said.

Tak hanya itu, NU turut mengutuk  rencana Boko Haram menjual pelajar putri yang telah diculiknya. Pihaknya mengajak Boko Haram untuk kembali ke jalan yang benar dalam perjuangan Islam. Said mengutuk keras terjadinya penculikan 223 pelajar putri oleh kelompok milisi Boko Haram di Nigeria. Ditegaskannya, menculik bukanlah ciri dan cara perjuangan Islam.

PBNU mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan aktif dalam upaya pembebasan pelajar putri di Nigeria. Terlebih Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, harus memiliki kepedulian dalam peristiwa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement