REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Cina, negara dengan populasi 20 juta Muslim tengah berusaha menjadi anggota pengamat Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Bila disetujui, Cina akan menyusul Rusia yang lebih dulu bergabung menjadi anggota pengamat.
Niatan Cina itu diutarakan Wakil Menteri Luar Negeri Zhai Jun saat menerima kunjungan Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu beberapa waktu lalu. Niatan serupa juga disampaikan ulang penasihat politik Partai Komunis Cina (PKC) Jia Qing Lin.
"Cina perlu menjalani hubungan erat dengan negara-negara Islam. Bentuk penguatan hubungan itu dimulai dengan keterlibatan Cina dalam OKI," kata dia seperti dikutip nst.com, Rabu (4/7).
Ia mengatakan Cina dan negara-negara Islam adalah mitra sehingga hubungan kedua belah pihak perlu diperkuat. "Saya kira keduanya perlu memetakan perkembangan hubungan," papar dia seperti dikutip chinaeconomicreview.com, Jumat (29/6).
Menurut anggaran dasar, pembentukan OKI bertujuan melestarikan nilai-nilai sosial dan ekonomi Islam, mempromosikan solidaritas di antara negara anggota, kerja sama peningkatan kesejahteraan sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan politik.
Berkantor pusat di Jeddah, Arab Saudi, OKI memiliki 57 anggota, 56 di antaranya merupakan negara anggota. Sisanya merupakan anggota pengamat yakni Rusia. Syarat menjadi anggota OKI, negara yang mengajukan diri tidak harus negara Islam melainkan memiliki populasi Muslim.