Senin 27 Feb 2012 21:04 WIB

Merasa Dikhianati, Mahasiswa Muslim AS Gelar Kampanye "Tahu Hak Anda"

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Asosiasi Mahasiswa Muslim (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Asosiasi Mahasiswa Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Merasa dikhianati, Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) di Pennsylvania merencanakan untuk menggelar kampanye tentang kesadaran akan hak warga negara saat berhadapan dengan penegak hukum.

"Jujur, apa yang dilakukan polisi merupakan pelanggaran hak privasi mahasiswa. Yang lebih penting lagi dalam hal ini adalah status minoritas tidak seharusnya menjadi alasan untuk mengabaikan hak perlindungan yang telah dijamin," ungkap Amara Chaudry, Direktur Hak Sipil seperti dikutip onislam.net, Senin (27/2).

 

Presiden MSA, Mark Hussein, mengatakan kampanye bertajuk "Tahu Hak Anda" akan menjadi bagian dari usaha MSA untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi situasi macam ini di masa depan. "Kami telah menetapkan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai prioritas," ungkapnya.

 

Menurut Hussein, cara ini dianggap lebih efektif untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat luas. Sebab, ada pesan yang jelas bahwa setiap pelajar atau mahasiswa perlu mendapatkan perlindungan terlepas dia dari kalangan tertentu. "Saya harap kampanye ini akan berimbas pada mahasiswa lain. Saya ingin semua mahasiswa dapat berpikir soal masalah ini," ujarnya.

 

Mahasiswa Universitas Chaplain, Chaz Howard, memuji ide MSA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah mahasiswa Muslim. "Saya begitu tergerak, karena isu ini tidak lagi sebatas kalangan Muslim sebab terdapat sejumlah mahasiswa non-Muslim. Ini menandakan pula bahwa kami berada di belakang mereka," ujarnya.

 

Sebelumnya, Kelompok Muslim AS menyerukan adanya perlindungan hak asasi bagi mahasiswa Muslim. Mereka melakukan protes seiring dengan terungkapnya kegiatan polisi New York (NYPD) memata-matai kegiatan organisasi mahasiswa Islam.

 

"Kegiatan tersebut tampaknya inkonstitusional dan ilegal," kata Direktur Komunikasi Nasional Komite Hubungan Amerika Islam (CAIR), seperti dikutip dari laman onislam, Senin (20/2). Menurutnya, NYPD bertindak seolah-olah hal itu diatur dalam hukum.

 

Menurut laporan kantor berita AP, NYPD mengirim petugas yang menyamar untuk memonitor kegiatan mahasiswa Muslim. Mereka bahkan mengirim petugas dalam suatu perjalanan wisata dan mencatat nama mereka, termasuk berapa kali mereka shalat.

 

NYPD juga mengawasi situs internet mahasiswa muslim setiap hari, meskipun mahasiswa dan dosen tidak melakukan hal yang melanggar hukum. Juru Bicara NYPD, Paul Browne, membenarkan kegiatan tersebut. Mereka mengawasi kegiatan mahasiswa Muslim pada 2006 dan 2007.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement