Rabu 04 Jan 2012 05:30 WIB

Inilah Adab Bertelepon Menurut Islam (Bag 2)

Ponsel
Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, Kelima, orang yang menghubungi hendaknya memperkenalkan diri. Sesungguhnya orang yang menghubungi, kata Syekh Sayyid Nada, sama seperti orang yang mengetuk pintu. Setelah itu, hendaknya orang yang menghubungi lewat telepon mengucap salam dan memperkenalkan diri. Sehingga, orang yang menerima panggilan bisa mengenalinya.

Keenam, tak memperpanjang pembicaraan tanpa kepentingan. Ngobrol lewat telepon berlama-lama tanpa kepentingan yang jelas merupakan bentuk pemborosan dan menyia-nyiakan harta. Menurut Syekh Sayyid Nada, perbuatan seperti itu tidak diridhai Allah SWT.

Allah SWT berfirman, ‘’…Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.’’ (QS. Al-Israa:26-27).

Ketujuh, tak menggunakan telepon terlalu lama tanpa kepentingan. Saat menggunakan telepon umum atau warung telekomunikasi hendaknya memperhatikan orang lain yang juga akan menggunakan fasilitas umum itu. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, sesungguhnya akhlak seorang Muslim itu tidak egois serta tak merugikan orang lain.

Kedelapan, hendaklah orang yang menghubungi adalah orang yang mengakhiri panggilan. Ketika maksud dan tujuan pembicaraan telah tercapai, Syekh Sayyid Nada menyarankan agar orang yang menghubungi mengakhiri perbincangan. Yakni dengan cara yang baik seperti mengucapkan salam.  ‘’Sebab, kedudukan orang yang menghubungi sama seperti orang yang bertamu.’’

Kesembilan, meletakkan gagang telepon dengan lembut ketika menyudahi pembicaraan.Ketika pembicaraan telah selesai, maka setelah mengucap salam, si penelepon hendaknya meletakan gagang telepon dengan lembut. Meletakan gagang dengan keras bisa mengesankan kepada pihak lain bahwa si penelepon sedang marah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement