REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan akan membangun secara bertahap identitas muslim Singapura. “Sebuah komunitas yang nyaman dalam menegakkan iman mereka. Dan juga terintegrasi ke dalam masyarakat kita yang multiras dan multiagama,” ujar Loong.
Ketika ada muslim pendatang baru, ia berharap akan terintegrasi dalam sistem ini. Ia juga berharap, dalam bersosialisasi dengan masyarakat, masjid dapat menjadi bagian dari masyarakat Singapura.
Muslim di Singapura diperkirakan berjumlah ekitar 500 ribu,atau 15 persen populasi. Ratusan pemimpin masjid di Singapura berkumpul dalam Konvensi Masjid 2011. Di pertemuan tersebut mereka membahas rencana yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.
Acara ini difasilitasi oleh Dewan Agama Islam Singapura (Muis). Mereka ingin memberikan pesan ‘keterbukan’ kepada jamaah. Mereka ingin menjadikan masjid sebagai tempat bagi semua orang.
"Bahkan jika anak muda memiliki tato di tubuhnya, atau seorang wanita dengan pakaian yang sangat modern, itu tidak masalah," kata presiden Muis, Musa Alami.
Para pemimpin masjid disarankan untuk lebih banyak melibatkan individu dan kelompok di luar masjid mereka. Hal ini penting untuk menumbuhkan empati terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan.
"Ketika seseorang nyaman berada di masjid, maka kita bisa memperkenalkan program masjid dan memberikan bimbingan spiritual yang diperlukan," kata Alami.
Membawa pesan inklusif, para pemimpin masjid diharapkan mampu menjangkau muslim non-warga negara atau warga negara baru. Masjid diharapkan dapat memberikan layanan sosial-keagamaan, sekaligus dapat berinteraksi lebih banyak dengan muslim setempat.