Sabtu 04 Nov 2023 15:50 WIB

Wadah Ulama Singapura Keluarkan Bimbingan Sikapi Perang Hamas Israel 

Umat Islam Singapura mendukung perjuangan bangsa Palestina

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah warga Gaza mencari jenazah di puing-puing yang dihancurkan Zionis Israel.   Umat Islam Singapura mendukung perjuangan bangsa Palestina
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Sejumlah warga Gaza mencari jenazah di puing-puing yang dihancurkan Zionis Israel. Umat Islam Singapura mendukung perjuangan bangsa Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA –  Dewan Agama Islam Singapura (MUIS), mengeluarkan nasihat agama untuk membimbing umat Islam di negaranya. Nasihat tersebut menyikapi konflik di luar negeri, seperti perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

"Peringatan tersebut, akan dirilis di kemudian hari, bertujuan untuk membantu masyarakat memproses informasi terkait konflik tersebut, serta mendapatkan pemahaman yang akurat tentang Alquran dan hadits-hadits kenabian," kata Muis dilansir dari straitstimes, Jumat (3/11/2023).

Baca Juga

Mufti Nazirudin Mohd Nasir mengatakan, nasihat tersebut dimaksudkan untuk membantu umat Islam melihat dampak konflik terhadap religiusitas mereka, dan cara terbaik untuk mengelola dampak tersebut dengan cara yang bijaksana, konstruktif dan positif.

Ia berbicara di sela-sela Forum Kepemimpinan Agama 2023: Membimbing Komunitas Muslim Singapura dalam Konflik Timur Tengah, yang diadakan di hotel Royal Plaza di Scotts pada Kamis (2/11/2023). 

Forum yang diselenggarakan bersama dengan Asosiasi Cendekiawan Islam dan Guru Agama (Pergas) Singapura, Kelompok Rehabilitasi Keagamaan (RRG) dan Jaringan Pemuda Asatizah ini, dihadiri sekitar 120 guru agama setempat.

Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai isu-isu terkait konflik Timur Tengah dari sudut pandang agama lokal, serta mendiskusikan bagaimana organisasi keagamaan di sini dapat membimbing komunitas Muslim dalam menghadapi isu tersebut.

Konflik dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang. Sejak itu, Israel mendeklarasikan “perang” dan melancarkan serangan ke Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan 9.000 orang meninggal dunia.

Pada 27 Oktober, Singapura menyetujui resolusi PBB untuk melindungi warga sipil dan menegakkan kewajiban hukum dan kemanusiaan di tengah konflik.

“Sangat penting untuk terus bersama komunitas kami guna memberikan jalan yang tepat untuk membantu mereka menghadapi dampak konflik terhadap diri mereka sendiri secara emosional dan spiritual,” kata Dr Nazirudin.

Cara-cara ini termasuk mendorong umat Islam untuk berdoa bagi perdamaian dan penyelesaian konflik, serta berpartisipasi dalam upaya kemanusiaan untuk membantu para korban.

Umat Islam juga harus terus memperkuat hubungan mereka untuk menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai adalah mungkin di tengah keberagaman, katanya, seraya mencatat bahwa ini adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak masyarakat.

Baca juga: Semangka yang Jadi Simbol Perlawanan Rakyat Palestina Disebutkan dalam Alquran?

Wakil Ketua RRG Mohamed Ali, mengatakan penting untuk memvalidasi perasaan seperti kemarahan dan frustasi yang mungkin muncul di kalangan Muslim dan non-Muslim di tengah konflik yang terjadi di Gaza saat ini.

Jika tidak mengatasi sentimen-sentimen seperti itu, maka bisa mengarah pada ekstremisme, katanya, seraya mencatat bahwa sebelumnya sudah ada contoh radikalisasi diri di sini yang dipicu oleh konflik Israel-Palestina.

“Ke depan, generasi muda kita tidak hanya perlu memahami dan memahami konflik dari sudut pandang yang tepat, tetapi mereka juga perlu dibimbing dalam hal bagaimana mengelola emosi mereka,” katanya.

Presiden Pergas, Ustadz Muhammad Tarmizi Abdul Wahid, mencatat bahwa secara anekdot, ada beberapa kasus orang meninggalkan pekerjaan mereka di perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. Namun, melakukan hal tersebut tanpa sumber pendapatan alternatif berarti mereka mengabaikan tanggung jawab terhadap keluarga, katanya.

“Para guru agama harus mampu mengatasi kekhawatiran tersebut dan membimbing umat Islam di sini untuk berkontribusi positif terhadap krisis kemanusiaan,” kata dia menambahkan. 

 

photo
Tiga Front Perlawanan Palestina - (Republika)

 

 

 

Sumber: straitstimes

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement