REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam karya monumentalnya Khutbah Syamiyah Badiuzzaman Said Nursi menegaskan, kebebasan yang sejati bukanlah kebebasan yang lepas dari nilai-nilai ilahiyah, tetapi kebebasan yang lahir dari iman. Ia menyebutnya sebagai hurriyyah syar’iyyah, kebebasan yang diajarkan oleh syariat.
Bagi Nursi, kebebasan ini adalah anugerah Allah yang lahir dari rahmat-Nya, sebagaimana tergambar dalam nama-nama-Nya, Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Said Nursi menyebutkan dua prinsip utama dari kebebasan syar’i. Pertama, seorang Muslim tidak boleh merendahkan orang lain ataupun dirinya sendiri. Dalam pandangan syariat, manusia sebagai hamba Allah tidak pantas diperbudak oleh manusia lain.
"Tidak boleh seorang muslim merendahkan orang lain maupun diri sendiri. Sebab, hamba Allah tidak boleh menjadi hamba lainnya," kata Nursi.