REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perguruan tinggi Islam Singapura akan dibuka pada 2028. Gelombang awal akan menerima hingga 60 mahasiswa di kampus Dewan Agama Islam Singapura (Muis) di Bencoolen Street.
Lulusan Singapore College of Islamic Studies (SCIS) tidak perlu mengikuti program wajib satu tahun Sertifikat Pascasarjana dalam Islam di Masyarakat Kontemporer. Program tersebut bertujuan membekali lulusan dari lembaga di luar negeri dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengabdi di sektor keagamaan di Singapura.
Mufti Nazirudin Mohd Nasir dari Singapura, yang mengepalai komite pengarah yang mengawasi perencanaan dan pengembangan SCIS, mengatakan program tersebut berperan penting dalam meletakkan fondasi bagi perguruan tinggi masa depan.
“Kami telah belajar banyak dari program ini selama empat tahun terakhir dalam hal bekerja sama dengan mitra, mengembangkan kurikulum yang sangat kuat, dan menggabungkan keterampilan dan kompetensi dalam program pendidikan di tingkat universitas,” katanya, dilansir di The Straits Times, Selasa (12/11/2024).
Berbicara kepada media setelah sesi pertemuan dengan para asatizah (guru agama) setempat, Nazirudin mengatakan mahasiswa SCIS akan menerima pelatihan komprehensif dalam studi agama di tahun-tahun dasar mereka, terlepas dari apakah mereka memilih untuk mengkhususkan diri dalam studi Islam atau ilmu sosial.
Ini akan memungkinkan mereka bertugas sebagai asatizah Tingkat 1 – guru agama yang telah lulus dalam studi Islam dari universitas yang diakui dan juga menguasai bahasa Arab dengan baik.