Jumat 20 Jul 2018 20:24 WIB

Kisah Nabi Ibrahim dan Empat Burung

Setiap manusia yang mati akan dibangkitkan guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Migrasi burung (ilustrasi)
Foto: EPA/Jim Lo Scalzo
Migrasi burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Empat ekor burung dilatih oleh sang tuan. Acap kali dipanggil, mereka akan segera mendatangi “pelatihnya” itu meski lokasinya amat jauh. Burung-burung tersebut sangat jinak dan menuruti setiap panggilannya.

Namun, suatu hari sang tuan menebas burung itu satu per satu. Tak hanya dibunuh, burung-burung cantik tersebut juga dicincang hingga tubuh mereka terpotong-potong menjadi banyak bagian. Si pemilik burung itu pun mencampur adukan potongan-potongan tubuh hewan peliharaannya. Ia lalu menaiki bukit kemudian menaruh seperempat bagian cacahan daging. Kemudian menuju bukit lain dan melakukan hal sama. Demikian seterusnya hingga empat bukit.

Pria itu pun kemudian turun dari bukit dan berjalan menjauh. Seakan tak pernah mencincang hewan yang sudah dipelihara dan dilatih tersebut, ia pun kemudian memanggil mereka dengan seruan dan tepukan. Tak lama hewan-hewan yang sudah mati itu mendatanginya dengan kondisi utuh dan hidup. Menakjubkan! Padahal, empat burung itu telah dibunuh, bahkan dicacah. Potongan tubuh mereka pun bahkan dipisah-pisah jauh. Namun, keempatnya hidup kembali.

Pemilik empat burung itu bukan lain sang nabiyullah yang hanif, Ibrahim ’alaihis salam. Apa yang dikerjakannya bukan tanpa arti. Bermula ketika bapak agama samawi tersebut melihat bangkai hewan hingga tinggal tulang belulang. Ibrahim yang tengah mencari ketauhidan pun bertanya-tanya, bagaimana Allah menghidupkan kembali bangkai dan jazad yang telah mati.

Ibrahim pun berseru meminta kepada Allah, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati,” katanya. Allah pun berfirman, “Belum yakinkah kamu?”

Ibrahim pun menjawab, “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku),” ujarnya. Allah pun kemudian memerintahkan apa yang dilakukan Ibrahim tersebut. Allah berfirman, “Kalau demikian tujuanmu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka. Niscaya mereka datang kepadamu dengan segera,” firman Allah.

Nabi Ibrahim pun segera melaksanakan panduan Allah. Dia melatih empat ekor burung hingga jinak. Kemudian, melakukan seperti yang dikisahkan tadi. Saat memanggil burung-burung yang telah menjadi bangkai, Ibrahim pun takjub bukan main. Hanya dengan “kun” (jadilah), Allah menghidupkan kembali empat burung yang telah mati, dicacah, bahkan dipisahkan bangkai tubuhnya. Maka, yakinlah Nabi Ibrahim bahwa Allah Mahakuasa, mudah bagi Allah menciptakan dan menghidupkan kembali.

Kisah Nabi Ibrahim dan empat burung yang membuktikan kuasa Allah tersebut pun dikabarkan dalam Alquran surah Ibrahim ayat 260. Pada akhir ayat disebutkan, “Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Mahabijaksana.” Kabar kisah dipotong-potongnya empat burung kemudian disatukan oleh Allah untuk dihidupkan kembali merupakan kisah tafsiran menurut Ibnu Katsir dan Ath-Thabari.

Ibnu Katsir dalam Stories of the prophets menyebutkan, Nabi Ibrahim merupakan hamba Allah yang bertauhid. Dia juga banyak melakukan perjalanan kepada Allah yang mengantarkannya pada keyakinan atas keesaan Allah. Kisah di atas terjadi saat Nabi Ibrahim ingin tahu mengenai kehidupan setelah kematian. Demikianlah kemudian Nabi Ibrahim meminta petunjuk Allah untuk memberinya pengetahuan. Maka, diperintahkanlah tentang empat burung tersebut.

Dari kisah tersebut jelas Allah Maha Segala Sesuatu. Apa yang diperintahkan-Nya hanya kun fayakuun, “Jadi, maka terjadilah”. Allah Maha Membangkitkan sebagaimana dalam salah satu sifat-Nya dari asmaul husna, al-Baa’its, yakni Yang Maha Membangkitkan. Dalam Alquran banyak disebutkan sifat Allah yang agung tersebut. Dalam Alquran juga disebutkan kemampuan Allah membangkitkan, seperti halnya tanaman yang disuburkan setelah mati.

“....Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dan, sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS al-Hajj [22]: 5-7).

Dengan meyakini sifat Allah tersebut, tentu muncul keyakinan atas kebangkitan manusia dari alam kubur. Allah akan membangkitkan setiap manusia yang mati untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia.

“Dan ditiuplah sangkalala maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul- rasul(Nya),” (QS Yasin [36]: 52).

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement