Kamis 09 Oct 2025 14:05 WIB

Tobatnya Dukun di Hadapan Nabi

Dukun ini akhirnya memeluk Islam usai menerima dakwah Rasulullah SAW.

Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dukun bernama Dhimad al-Azdi pada suatu ketika memasuki Kota Makkah. Saat berada di pasar, lelaki dari Bani Azd Syanu’ah itu tertarik pada pembicaraan orang-orang mengenai sosok Muhammad. Menurut mereka, lelaki itu sudah sakit jiwa karena meracaukan "mantra-mantra aneh" bernama Alquran.

Dengan rapalan itu, lanjut mereka, banyak orang yang meninggalkan praktik penyembahan berhala.

Baca Juga

“Bila orang gila itu terus dibiarkan, tak akan ada lagi yang menyembah berhala di kota ini!” seru seorang dari kerumunan itu.

Al-Azdi pun penasaran. Siapa orang yang bernama Muhammad ini, yang dicap gila dan menimbulkan keresahan mereka? Ia pun bertanya kepada seseorang. Akhirnya, ia diberi tahu perihal tempat tinggal Muhammad dan bagaimana perawakannya.

“Aku seorang dukun yang bisa membuat orang gila menjadi sadar. Aku akan menyembuhkan Muhammad!” kata al-Azdi.

Ia pun berangkat ke alamat yang dimaksud. Setelah mencari-cari, al-Azdi pun menemukan Rasulullah SAW sedang berdoa di depan Ka’bah. Ia membiarkan lelaki itu dengan ibadahnya. Sekilas, ia merasa tak ada yang aneh dengan penampilan Muhammad. Seperti kebanyakan warga Makkah pada umumnya.

Al-Azdi pun menyapa Rasulullah SAW yang sudah selesai dengan shalatnya. Ia memperkenalkan diri sebagai dukun yang ahli. Ia mengaku dapat memberikan pengobatan dengan cara menghembuskan angin yang dibacai mantra-mantra.

Orang Yaman itu langsung menawarkan jasanya kepada Rasulullah SAW. Ia merasa perlu persetujuan dari Muhammad sebelum melakukan aksinya. Sebab, metode yang ia jalankan mesti dengan kerelaan orang yang bersangkutan.

Rasulullah SAW tidak mengiyakan. Akan tetapi, beliau mengajak al-Azdi untuk mengikutinya dan duduk di dekat Ka’bah.

Saat berhadapan itu, Nabi SAW mengatakan kepada si dukun, “Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Mendengar itu, al-Azdi terkesima. Dukun itu takjub bukan kepalang dengan perkataan Rasulullah SAW barusan. Ia tidak menduga, lelaki yang disebut-sebut sebagai orang gila ternyata menyampaikan perkataan yang menakjubkan.

“Bagaimana mungkin ia kehilangan akal?” gumam al-Azdi dalam hati.

Tiga kali dukun itu mencoba merapalkan mantranya, tiga kali pula Rasulullah SAW menyampaikan perkataan yang sama. Akhirnya, al-Azdi diam dan bertanya langsung.

“Apakah pesan yang Anda sampaikan?”

Rasulullah SAW pun menjelaskan tentang Alquran, wahyu dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Diterangkannya pula perihal iman dan Islam, serta keutamaan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Nabi SAW juga menasihati dukun tersebut tentang kesesatan penyembah berhala.

Setelah menerima nasihat Rasulullah SAW, al-Azdi mengurungkan niatnya semula untuk “mengobati” Rasulullah. Dengan kerelaan hati, ia menyatakan diri masuk Islam. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, al-Azdi menuturkan pengakuannya.

“Saya sudah menghafal seluruh kata dalam kamus, dalam berbagai kitab. Namun, tak satu pun yang lebih menakjubkan dibanding dengan Alquran, ya Rasulullah!” kata dia.

“Sungguh merugi orang-orang yang memfitnahmu. Mereka mengecapmu sebagai orang gila, tukang tenung, atau penyair. Padahal, engkau semata-mata menyampaikan kebenaran. Yang engkau sampaikan adalah perkataan dari Tuhan Yang Maha Esa!” lanjut al-Azdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement