Selasa 30 Sep 2025 06:55 WIB

Tiga Jenis Rasa Malu, Muslim Harus Memilikinya

Nabi SAW menekankan pentingnya rasa malu dimiliki setiap Muslim.

ILUSTRASI Rasa malu hendaknya dimiliki tiap Muslim
Foto: pxhere
ILUSTRASI Rasa malu hendaknya dimiliki tiap Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menempatkan malu sebagai bagian dari iman. Orang beriman pasti memiliki sifat malu.

Rasulullah SAW bersabda, "Iman itu (terdiri atas) lebih dari 70 atau 60 cabang. Cabang iman tertinggi adalah mengucapkan 'La ilaaha illa Allah', dan cabang iman terendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Rasa malu pun merupakan cabang dari iman" (HR Bukhari-Muslim).

Baca Juga

Apabila seseorang hilang malunya, secara bertahap perilakunya akan buruk, kemudian menurun kepada yang lebih buruk, dan terus meluncur ke bawah. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya, Allah apabila hendak membinasakan seseorang, Dia mencabut rasa malu dari orang itu. Apabila rasa malunya sudah dicabut, kamu tidak menjumpainya kecuali dibenci.

Apabila tidak menjumpainya kecuali dibenci, dicabutlah darinya sifat amanah. Apabila sifat amanah sudah dicabut darinya, maka tidak akan didapati dari dirinya kecuali sebagai pengkhianat dan dikhianati.

Kalau sudah menjadi pengkhianat dan dikhianati, dicabutlah darinya rahmat. Kalau rahmat sudah dicabut darinya, tidak akan kamu dapati darinya kecuali terkutuk (atau) yang mengutuk.

Apabila terkutuk yang mengutuk sudah dicabut darinya, maka akhirnya dicabutlah ikatan keislamannya" (HR Ibnu Majah).

Nabi SAW pernah melewati seorang laki-laki yang sedang mencela saudaranya karena malu. Kata laki-laki itu, "Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu membahayakan bagimu."

Mendengar itu, Rasulullah SAW bersabda, "Biarkanlah dia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari keimanan" (HR Bukhari dalam Fathul Bari nomor 6118).

 

sumber : Hikmah Republika oleh Firdaus
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement