Sabtu 05 Feb 2011 21:18 WIB

Muslim AS Berupaya Patahkan Stereotip Hollywod

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Muslim Public Affair Council
Muslim Public Affair Council

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.Co.ID, JAKARTA--Terorisme dan Islam, itulah dua premis yang mengemuka seiring tragedi 21 September 2001. Tak terkecuali merambah pula ke dunia perfilman dan menjadi cerita yang dieksploitasi secara habis-habisan dari satu sisi--yang berpihak pada Barat--oleh publik Hollywood.

Celakanya, Hollywood seolah mengabaikan cerita lain yang sejatinya mampu menjembatani komunitas Muslim dengan dunia barat. Berlatar dengan kondisi itu, Muslim Public Affairs Council (MPAC), lembaga yang menjembatani komunitas Muslim dengan industri hiburan di AS berupaya mematahkan sterotip yang umum berlaku. Caranya dengan menyelenggarakan seminar dan diskusi dengan melibatkan veteran industri hiburan di AS selama sebulan ke depan.

Usaha ini telah mendapatkan dukungan dari jaringan televisi dan rumah produksi film di AS. Diawal mereka tidaklah mudah bergerak. Gebrakan MPAC telah menyita perhatian publik AS dengan rangkaian karya yang memperlihatkan kehidupan Muslim AS dibalik kamera.

"Ide awalnya adalah untuk memberikan Muslim AS sebuah jalan untuk mengisahkan kehidupan mereka sekaligus memenuhi tingkat keingintahuan warga AS terhadap Islam. Selama ini, kisah yang dipaparkan kepada warga AS hanyalah kisah negatif yang monoton," papar Deana Nassar, juru bicara MPAC HOllywood seperti dikutip dari Harian Israel, Haarezt, pekan ini.

Dalam seminar serupa yang digelar pekan lalu, puluhan peserta berbagi pengalaman dengan pemenang Emmy untuk kategori naskah komedi, Ed Drisccol, dalam urusan pembuatan naskah. Dis eminar itu, para peserta diberitahukan bagaimana keragaman AS tidak diperlihatkan sebagaimana mestinya.

Bahkan salah seorang peserta, Khadijah Rashid mengatakan pengetahuan yang diperolehnya memunculkan ide untuk mendokumentasikan pengalamannya ketika bersosialisasi dengan warga AS yang lain. Dia mengaku sempat terpaksa memakan potongan keju kering lantaran di sekolahnya hanya menyediakan makanan yang mengandung babi.

"Saya tidak berpikir itu bisa menjadi sebuah cerita. Pastinya saya ingin menceritakan kisah saya, tapi saya perlu belajar bagaimana cara menuangkannya," papar dia.

Ahmos Hassan, seorang manajer Muslim AS yang telah berkecimpung dalam bisnis hiburan di AS mengatakan dengan sedikit keberuntungan konten hiburan yang menampilkan cerita tentang Muslim AS akan dilirik Hollywood. Dia percaya kisah otentik Muslim AS dalam beberapa tahun terakhir akan memberikan nuansa segar dalam bisnis hiburan AS.

"Ada permintaan untuk cerita Islam, tapi itu sangat tergantung dari bakat penulis Muslim. Saya percaya mereka perlu mencobanya, dan saya pikir industri AS begitu terbuka sekarang ketimbang sebelumnya," papar Ed Drisccol

Gebrakan yang dilakukan MPAC sedikitnya telah membuahkan hasil. Semenjak didirikan 11 September 2001, organisasi ini secara signifikan telah mendapatkan perhatian dari jaringan TV AS seperti ABC, CBS, FOX dan NBC.

Arah tujuan tidak semata menyoal bisnis tetapi menyasar pada peningkatan kesadaran akan keragaman Muslim AS untuk menjadi sumber daya bagi para penulis dan produser. "Hanya ada sejumlah kecil yang berusaha untuk menghilangkan sterotip negatif. Dan mereka begitu bahagia dengan usaha merangkul kita dengan karya mereka," papar Hassan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement