REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Jumlah jamaah meninggal terus bertambah dari hari ke hari. Pascawukuf, banyak jamaah meninggal di pondokan. Hal ini mengundang keprihatinan Irjen Kementerian Agama, Suparta.
Sabtu (27/11) sore, Suparta pun mengunjungi pondokan di Sektor 3, terkait dengan banyaknya jamaah yang meninggal itu. Ia menemui petugas kesehatan di sektor. Ia meminta petugas kesehatan haji bekerja lebih keras untuk memperkecil angka kematian jamaah.
Kematian itu mayoritas disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan sistem sirkulasi yang diderita jamaah sejak di Tanah Air; Hipertensi, serangan jantung, stroke. ‘’Jangan sampai terjadi, bahwa meningkatnya angka kematian ini karena sebuah kelalaian,’’ ujar Suparta.
Irjen menilai fasilitas kesehatan tahun ini jauh lebih memadai daripada fasilitas 3-4 tahun lalu. Saat itu, meski fasilitas kurang memadai, tapi pelayanan berada di satu atap. ‘’Sekarang harusnya bisa lebih baik,’’ kata Suparta.
Suparta berharap para petinggi Kementerian Kesehatan cepat tanggap melihat kasus meningkatnya jumlah jamaah yang meninggal tahun ini. Terlebih yang meninggal di pondokan semakin banyak. Angka kematian yang tinggi itu bisa memberi gambaran adanya sesuatu yang keliru. ‘’Seperti kurang mantapnya koordinasi antara dokter kelompok terbang (kloter) dan tim medis lainnya,’’ jelasnya.
Suparta menyatakan, jamaah berisiko tinggi harus sudah mendapat perhatian sejak dini dan terus dalam pemantauan petugas.
Wakil Kepala Daker Makkah Bidang Kesehatan, dr H Taufik, mengimbau petugas kesehatan di kloter agar memberitahu para jamaah berisiko tinggi untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah-ibadah sunah, demi menjaga kesehatan jamaah.
Taufik pada 22 November telah menyebarkan surat edaran untuk petugas kesehatan di setiap sektor. Petugas kesehatan sektor diminta meningkatkan pemantauan terhadap jamaah berisiko tinggi untuk mengurangi peningkatan angka kematian.