Senin 20 Nov 2017 17:45 WIB

Agar Diterima Bekerja, Muslimah India Diminta Lepas Hijab

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Agung Sasongko
Muslimah India
Foto: islam.ru
Muslimah India

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Seorang pewawancara lowongan kerja di panti asuhan di New Delhi, India menolak seorang aktivis sosial karena mengenakan jilbab. Bahkan pewawancara itu mengatakan pakaian aktivis itu seperti seorang perempuan Muslim.

"Semuanya berjalan lancar, kami berbalas surat elektronik, kata lulusan impu pengetahuan sosial Institut Tata, Nedal Zoya dilansir dari Aljazirah, Senin (20/11).

Zoya mengatakan beberapa hari lalu mendapat surat elektronik yang membahas ihwal gaya berpakaiannnya. Padahal, ia berujar selama ini perempuan Muslim mengenakan penutup kepala karena itu bagian dari agama Islam.

Zoya mendaftar lowongan pekerja sosial di Delhi Orphanage for Girls (Panti Asuhan Delhi untuk Anak Perempuan) pada Oktober lalu. Presiden dan CEO panti asuhan Harish Varma memberi tes daring dan meminta foto pada Zoya.

Varma menyarankan Zoya melepas jilbab sebagai salah satu prasyarat melanjutkan proses rekrutmen. Zoya menolak permintaan itu. Varma mengirim pesan elektronik pada Zaya mengungkapkan keterkejutannya atas sikap kandidat calon pegawainya. Varma mengubut Zoya lebih mementingkan Islam konservatif daripada kemanusiaan.

Dikonfirmasi hal itu, Varma beralasan prasyarat itu bertujuan mendapat kandidat pekerja sekuler. Ia memiliki tekad panti asuhan bebas dari agama. "Kami adalah negara sekuler, kami tidak memberi preferensi kepada orang-orang berdasarkan agama mereka, "ujar Varma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement