REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama aslinya adalah Amr bin Hisyam bin Mughirah. Ia berasal dari suku Makhzum. Di tengah kaum musyrikin, gelarnya adalah Abu al-Hakam (bapak yang bijaksana). Namun, Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin menyebutnya sebagai “biang kebodohan”—Abu Jahal.
Mengapa disebut demikian? Sebab, pemuka kaum kafir Makkah itu sendiri mengakui kebenaran ajaran Rasulullah SAW. Bagaimanapun, dirinya dengan terang-terangan menolak Islam hanya karena egoisme kesukuan. Kisah berikut ini, sebagaimana dikutip dari Hidayatul Hayara karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah, menunjukkan betapa ambivalennya sikap lelaki Quraisy yang mati dalam usia 54 tahun itu.
Pada suatu hari, al-Masur bin Mukhramah mendatangi kediaman Abu Jahal. Sang tamu ingin menanyakan sesuatu yang selama ini mengganjal pikirannya. Mengapa pamannya itu sangat memusuhi Nabi Muhammad SAW, padahal sebelumnya ia menaruh respek padanya?
“Wahai pamanku,” kata al-Masur, “pernahkah kalian menuduh Muhammad sebagai pendusta sebelum ia menebarkan berita yang sekarang ini—risalah kenabian?”
“Wahai anak saudariku! Demi Allah, sungguh Muhammad ketika masih muda memiliki gelar al-Amin (yang tepercaya) di tengah masyakarat. Kami sama sekali tidak pernah berpikir untuk menyebutnya pendusta,” jawab Abu Jahal.
“Lantas, mengapa sekarang engkau menyebutnya sebagai pendusta? Kalau memang Muhammad bukanlah pendusta, mengapa engkau dan kaummu dari Quraisy tidak mengikutinya?” tanya al-Masur lagi.
View this post on Instagram
Setelah diam beberapa saat, Abu Jahal pun menyahut, “Ketahuilah, antara kami dan Bani Hasyim selalu bersaing dalam berbagai perkara kehormatan. Jika mereka menyediakan makanan bagi peziarah (Baitullah), maka kami juga menyediakan. Jika mereka memberikan perlindungan, kami pun melakukannya. Bahkan saat berperang, kami dan Bani Hasyim sama-sama dalam kemuliaan (yang setara).”
Al-Masur terus menyimak penuturan pamannya itu.
“Sekarang, mereka (Bani Hasyim) mengatakan, ‘Dari kalangan kami, ada seorang Nabi.’ Nah, kapan kabilahku menyamai kemuliaan ini?” kata Abu Jahal dengan nada tinggi.