REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Layanan kecerdasan buatan milik Elon Musk, Grok, menyebarkan informasi yang salah tentang penembakan massal di Pantai Bondi, Australia. Chatbot xAI itu berulangkali salah mengidentifikasi tokoh penyelamat berdarah Suriah, Ahmed al Ahmed, yang dengan berani merebut senjata dari tangan penyerang pada peristiwa Ahad (14/12/2025) lalu.
Sydney Morning Herald (SMH) melaporkan, Grok berulang kali salah mengidentifikasi Ahmed al Ahmed, yang ditembak di lengan dan tangan oleh penyerang lainnya. Sebaliknya, Grok mengutip artikel berita palsu yang menyebutkan nama fiktif "Edward Crabtree" – yang digambarkan sebagai seorang profesional IT berusia 47 tahun dengan nama Inggris – sebagai pahlawan.
Kisah palsu tersebut, lengkap dengan kutipan-kutipan yang dibuat-buat dari "sebuah tempat tidur rumah sakit" Crabtree. Grok mengambil informasi itu dari website bernama thedailyaus.world, yang terdaftar pada Ahad di Islandia. Website tersebut sama sekali tidak terkait dengan situs berita anak muda The Daily Aus.
Casey Ellis, seorang veteran keamanan siber kelahiran Sydney dan pendiri platform bug bounty Bugcrowd yang juga kerap memberi nasihat kepada Gedung Putih dan badan intelijen Australia, mengatakan, kondisi saat ini sangat tepat untuk terjadinya badai disinformasi.“Peristiwa ini sangat tragis, sangat sarat emosi, dan memecah belah dalam jutaan arah yang berbeda,” kata Ellis kepada SMH.
“Ketika Anda menggabungkan ini dengan informasi ‘kabut perang’ yang ada begitu cepat setelah kejadian seperti ini, keinginan dan kebutuhan akan jawaban dan betapa mudahnya menciptakan disinformasi, Anda akan mendapatkan banyak peluang untuk menciptakan disinformasi,"tambah dia.
Informasi yang salah menyebar begitu luas sehingga miliarder dana lindung nilai Bill Ackman merasa perlu untuk mengoreksinya di X. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada awalnya juga dengan keliru mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah seorang warga sipil Yahudi yang merebut senjata tersebut, lapor The Times of Israel.
“Seseorang mengarang cerita tentang seorang pria kulit putih, seorang ‘profesional IT’ bernama Edward Crabtree, yang menghentikan penembakan Bondi dan menyebarkannya ke seluruh internet, yang kemudian diambil oleh agen AI dan situs agregasi sampah,” tulis jurnalis Ben Collins di Bluesky.
Peristiwa penyerangan selama festival Yahudi Hanukah, pada Ahad di pinggiran pantai Sydney adalah salah satu penembakan massal terburuk di Australia. Peristiwa tersebut menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.
Lihat postingan ini di Instagram




