REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Para pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dari dua lembaga besar, Al-Munawwir dan Yayasan Ali Maksum merilis pernyataan resmi terkait dinamika yang tengah memanas di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mereka menyerukan agar seluruh pihak di PBNU kembali menghormati otoritas para kiai sepuh NU dan menyelesaikan persoalan melalui mekanisme organisasi yang sah.
"Kami mengimbau seluruh pihak untuk takzim pada arahan dan bimbingan para kiai sepuh, khususnya mereka yang memiliki otoritas keilmuan dan kedekatan ruhani dengan tradisi Jamiyyah Nahdlatul Ulama," demikian dikutip dari Maklumat yang diterima Republika.co.id, Senin (8/12/2025).
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah para pengasuh menggelar musyawarah pada 27 November 2025 di Krapyak. Ketua Yayasan Ali Maksum, KH Afif Hasbullah menegaskan pentingnya menjaga suasana rukun di tengah munculnya pola dinamika yang dinilai tidak biasa dalam organisasi.
"Kami menempatkan diri pada posisi menjaga kebersamaan dan suasana rukun di lingkungan Jamiyyah agar kerja organisasi dan program yang telah disepakati bersama tetap berjalan dengan tenang," ucapnya.
Menurutnya, saat umat sedang menghadapi berbagai isu mutakhir, jangan sampai ketidakstabilan justru muncul dari internal PBNU.
"Pendekatan kekeluargaan pesantren menjadi dasar untuk merawat kelangsungan khidmah demi kejayaan NU di tengah munculnya pola yang tidak biasa yang dapat membuka ruang ketidakstabilan di masyarakat yang kini sedang dihadapkan pada berbagai isu mutakhir di kalangan umat Islam," jelasnya.
Sikap senada disampaikan Ketua Yayasan Al-Munawwir, KH Ahmad Shidqi Masyhuri, yang menegaskan bahwa segala persoalan PBNU harus ditempuh melalui jalur organisasi yang benar.
"Dari Krapyak kami mendorong agar apa pun persoalan di tubuh PBNU, harus dilakukan melalui mekanisme organisasi yang benar, dengan mengutamakan musyawarah," katanya.
Pihaknya mendukung keberlangsungan kepemimpinan Dwi Tunggal PBNU, KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum, hingga Muktamar yang sah digelar.
"Prinsipnya, kami mendukung keberlangsungan kepemimpinan Dwi Tunggal PBNU KH Miftachul Akhyar selaku Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU hingga terselenggaranya Muktamar yang akan datang,” jelasnya.
Pesantren Krapyak juga mengingatkan seluruh pihak untuk tidak memperkeruh keadaan melalui konflik terbuka, termasuk pernyataan di media sosial yang berpotensi menambah kegaduhan dan mengurangi wibawa jam’iyah.
Mereka menilai ketegangan yang terus mencuat hanya akan mengganggu kerja organisasi serta menghambat pelayanan kepada umat.
Para pengasuh menegaskan bahwa Pesantren Krapyak tetap menaruh perhatian utama pada pendidikan, penguatan tradisi keilmuan, dan pembinaan santri. Karena itu, stabilitas organisasi PBNU dinilai sangat penting untuk mendukung program keumatan yang lebih luas.
Pernyataan ini ditandatangani sejumlah tokoh pengasuh Krapyak, termasuk KH Jirjis Ali Maksum, KH R Abdul Hamid Abdul Qodir Munawwir, Ny. Hj. Ida Fatimah Zaenal Abidin, KH Muhtarom Busyro, KH R. Chaidar Muhaimin Afandi, KH Ahmad Shidqi Masyhuri, KH Nilzam Yahya, KH Munawwar Ahmad Munawwir, Ny. Hj. Ida Rufaida Ali Maksum, KH Fairuzi Afiq Dalhar Munawwir, Dr. H. Hilmy Muhammad, KH Afif Muhammad, dan KH Fairuz Warson Munawwir.




