REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi suatu kaum, wafatnya seorang ulama seharusnya menjadi suatu hal yang sangat disesali. Sebab, ulama dapat memotivasi dan membimbing umat menuju kemaslahatan hidup.
"Sesungguhnya Allah tidak akan menghilangkan ilmu dengan mencabutnya dari semua manusia, akan tetapi dengan menghilangkan ulama, sehingga ketika tidak ada lagi seorang alim, manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Yang ketika ditanya, mereka akan member fatwa tanpa didasari ilmu sehingga fatwa akan sesat dan menyesatkan" (HR Bukhari).
Rasul SAW mengibaratkan ulama sebagai lampu-lampu bumi. Artinya, ulama itu bertugas menerangi kehidupan umat dari kegelapan. Sebagai penerus para nabi, ulama bertugas melanjutkan dakwah dan menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Mereka mewarisi ilmu para nabi, menjaga dan menyampaikannya kepada umat, agar senantiasa memiliki akhlak yang mulia.
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka dapat menjaga dirinya.” (QS At-Taubah [9]: 122).




