REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PB MA) Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Oke Setiadi Effendi meminta pemerintah Indonesia memberikan apresiasi atau tanda kehormatan kepada Mufti Besar Palestina Habib Muhammad Amin Al-Husaini. Permintaan itu muncul mengingat jasa-jasa Habib Amin Al Husaini dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.
"Permintaan itu didasari oleh peran penting Habib Muhammad Amin Al-Husaini, dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di mana Habib Amin Al Husaini merupakan tokoh asing pertama, yang mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto, bahkan sebelum proklamasi resmi pada 17 Agustus 1945," ujar Oke Setiadi Effendi, dalam acara Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat, Selasa malam (2/12/2025).
Ia menjelaskan, melalui siaran radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman, Habib Al-Husaini menyampaikan dukungan, dan ucapan selamat kepada bangsa Indonesia atas kemerdekaannya yang saat itu masih dalam pendudukan Jepang.
"Pengakuan dan dukungan yang disiarkan secara internasional ini, membantu perjuangan diplomatik Indonesia di mata dunia. Dan memberikan dorongan moral yang signifikan bagi para pejuang kemerdekaan," ucapnya.
PB Mathla'ul Anwar memandang apresiasi ini sebagai bentuk pengakuan atas "utang" sejarah dan moral bangsa Indonesia terhadap Palestina dan Mufti Besar tersebut. Usulan serupa juga pernah disampaikan oleh tokoh nasional lain, seperti Hidayat Nur Wahid, yang meminta Presiden untuk memberikan tanda kehormatan pada dua tokoh Palestina yang berjasa, termasuk Habib Muhammad Amin Al-Husaini.




