Rabu 19 Nov 2025 20:20 WIB

Jika Mamdani Berambisi Penjarakan Netanyahu, Pendahulunya Justru Menjilat Israel

Mamdani dan Adams adalah dua sosok yang sangat berbeda.

Mantan Wali Kota New York Eric Adams.
Foto: Frank Franklin II/ The Associated Press
Mantan Wali Kota New York Eric Adams.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Negara bagian New York, Amerika Serikat, tampak berada dalam situasi politik tak biasa, yang mempertemukan antara dua tokoh.

Kedua figur itu adalah pertama sosok yang sedang naik daun dengan sikap tegas terhadap pendudukan Israel dan tokoh yang telah kehilangan jabatannya, namun tetap berusaha menegaskan loyalitas dan dukungannya terhadap Israel, sehingga menambah dimensi menarik untuk diikuti dalam kancah politik Amerika Serikat mendatang.

Baca Juga

Saat ini, New York sedang mengalami situasi menarik terkait kontradiksi politik dan media tentang Israel, terutama setelah pernyataan walikota terpilih Zahran Mamdani dan tindakan wali kota yang masa jabatannya telah berakhir, Eric Adams, yang melakukan kunjungan kontroversial ke Tel Aviv.

Dalam wawancara dengan jaringan ABC Amerika Serikat kemarin, Mamdani, yang bersiap untuk menjabat sebagai walikota New York, menegaskan dirinya akan melakukan segala daya upaya guna menegakkan surat perintah penangkapan internasional terhada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Hal ini jika Netanyahu memutuskan untuk mengunjungi New York, meskipun kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka partisipasinya dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mamdani menjelaskan dirinya berkomitmen terhadap hukum internasional dan bahwa dia melihat hal itu sebagai kewajiban moral sebelum menjadi tindakan hukum, dalam referensi jelas terhadap posisinya yang menentang kebijakan Israel.

Sebaliknya, wali kota yang masa jabatannya telah berakhir, Eric Adams, mengunggah sebuah video melalui akunnya di platform X, yang memperlihatkan dirinya sedang berdoa di Tembok Baraka yang terletak di dalam Masjid Al-Aqsa.

Hingga akhirnya dia menyampaikan pesan kepada orang-orang Israel yang terdengar seperti permintaan maaf dan permohonan, "Saya ingin memberi tahu rakyat Israel bahwa saya telah melayani Anda sebagai walikota, tetapi hari ini saya datang untuk memberi tahu Anda bahwa saya akan terus mempertahankan gelar yang paling penting bagi saya, yaitu sebagai saudara Anda," kata dia dikutip Aljazeera, Rabu (19/11/2025). 

Pernyataan ini membawa muatan politik dan media yang kuat, serta memicu reaksi yang tajam dan beragam di platform media sosial.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement