REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriwayatkan bahwa Abdullah ibn Mas'ud melewati wilayah Kufah. Di tengah perjalanan, sahabat Nabi Muhammad SAW itu melihat beberapa pemuda sedang duduk-duduk sambil mabuk minuman keras.
Di antara mereka adalah Zadzan al-Kindi, seorang seniman musik. Ia pun sedang melantunkan lagu-lagu. Suaranya sangat merdu dan syahdu.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Abdullah ibn Mas'ud tertegun. Sambil melewati sekumpulan pemuda itu, sang sahabat Rasulullah SAW itu berkata, "Alangkah indahnya suara itu seandainya dipergunakan untuk membaca Alquran."
Tak dinyana, perkataan itu didengar Zadzan. Ia pun berdiri dan mengambil sebatang kayu lalu dipukulkannya ke tanah kuat-kuat. Batang kayu itu pun patah.
Setelah itu, ia segera menemui Abdullah ibn Mas'ud sambil menangis. Maka, Abdullah pun merangkulnya dan keduanya sama-sama menangis.
"Aku pantas menangis di hadapan orang yang dicintai Allah," kata Abdullah kepada Zadzan.
Sejak peristiwa itu, Zadzan al-Kindi memutuskan berguru pada Ibn Mas'ud untuk mempelajari Alquran.
Di akhir hayatnya, Zadzan termasuk golongan tabiin yang banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW--yakni dengan sanad dari Abdullah ibn Mas'ud.
***
View this post on Instagram
Demikianlah sepenggal kisah Zadzan al-Kindi sebagaimana diceritakan Ibnu Qudamah al-Maqdisy dalam Mukhtasharu Kitab al-Tawabin.
                     
                    



