REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) dan koalisi lembaga internasional Global Coalition for Al-Quds and Palestine (GCAP) akan menggelar Dialog Asia Pasifik untuk Palestina bertema “Penguatan Aliansi untuk Bela Palestina” di Gedung MPR-DPR RI, Senayan, Jakarta pada 7-8 November 2025.
Konferensi ini diinisiasi sebagai respons terhadap krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza dan wilayah Palestina lainnya. Acara ini juga menjadi tindak lanjut dari pertemuan GCAP di Istanbul, Turki pada September lalu, di mana MUI mendapat mandat menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya.
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan menegaskan, forum ini merupakan bentuk nyata kepedulian dunia Islam dan masyarakat Asia Pasifik terhadap penderitaan rakyat Palestina.
“Situasi di Gaza semakin mengkhawatirkan. Lebih dari 60 ribu jiwa tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid hancur akibat serangan Israel yang tiada henti,” ujar Amirsyah.
Ia menambahkan, MUI bersama DPR dan jaringan filantropi Indonesia seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), dan Forum Zakat (FOZ) akan mendorong lahirnya langkah konkret dalam membela Palestina, baik melalui diplomasi, advokasi, maupun aksi kemanusiaan lintas kawasan.
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera menyambut positif kerja sama tersebut dan merasa terhormat DPR bisa menjadi tuan rumah konferensi. Menurutnya, ini bukti komitmen rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
"Saya bangga bisa membersamai MUI. Karena kita tahu MUI institusi paling representatif dan paling dipercaya umt. MUI juga punya suara yang sangat jelas terkait Palestina,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi lembaga filantropi Islam yang selama ini telah banyak membantu Palestina dan mendukung konferensi ini.
"Pelaksanaan tanggal 8 di DPR. Monggo saja apa yang dibutuhkan kita support. Salam juga dari Pak Wakil Ketua Sufmi Dasco. Beliau mendukung," ucapnya.
Konferensi ini akan dihadiri oleh sekitar 70 delegasi dari berbagai negara Asia dan Pasifik, termasuk akademisi, tokoh agama, anggota parlemen, pimpinan ormas, dan aktivis kemanusiaan. Sebanyak 20 tokoh lintas negara dijadwalkan menjadi pembicara utama, di antaranya Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla, dan Ketua Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina Prof Din Syamsuddin.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional sekaligus Ketua Komite Pengarah Konferensi, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menjelaskan, isu Palestina bukan hanya konflik regional, tetapi juga persoalan kemanusiaan dan hukum internasional.
“Negara-negara Asia Pasifik memiliki posisi strategis untuk menekan Israel secara diplomatik dan memperkuat solidaritas global demi kemerdekaan Palestina,” katanya.
Konferensi dua hari ini akan membahas beragam isu, mulai dari geopolitik Palestina, solidaritas global, hingga strategi kolektif membangun jejaring Asia Pasifik pro-Palestina. Pada akhir acara, peserta akan menghasilkan “The Asia Pacific Declaration for Palestine 2025”, yang berisi rekomendasi strategis kawasan untuk memperkuat diplomasi, advokasi, dan aksi kemanusiaan bagi Palestina.
MUI berharap konferensi ini menjadi tonggak baru solidaritas Asia Pasifik dalam menghentikan genosida dan mengawal kemerdekaan bangsa Palestina.




