REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Counterpunch, sebuah majalah online independen Amerika, menerbitkan sebuah laporan yang memberikan bukti bahwa sektor-sektor berpengaruh di dunia bisnis India terlibat langsung dalam genosida Israel di Palestina melalui investasi, kesepakatan militer, dan teknologi.
Laporan tersebut ditulis Siddhanva Deshpande dan Vijay Prashad merujuk pada temuan Francesca Albanese, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk hak asasi manusia di Palestina sejak 1967.
Temuannya itu dikeluarkan pada Juni 2025 lalu yang memuat tentang negara-negara yang masih mendukung Israel secara politis dan militer, meskipun opini publik dunia hampir sepenuhnya berbalik melawan Tel Aviv, demikian menurut situs web majalah tersebut, dikutip Aljazeera, Ahad (4/10/2025).
Para penulis mengatakan laporan kedua berjudul "Keuntungan dan pemusnahan. Investasi India di Israel", yang mengungkapkan secara rinci keterlibatan perusahaan-perusahaan India dalam genosida Israel.
Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional, telah bertukar ucapan selamat ulang tahun di platform X dalam beberapa bulan terakhir.
Perjanjian ivestasi utama
Pada September 2025, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengunjungi New Delhi dan bertemu dengan mitranya dari India, Nirmala Sitaraman.
Kedua belah pihak menandatangani perjanjian investasi besar untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama di bidang keamanan siber, pertahanan, inovasi, dan teknologi canggih.
Mereka melaporkan bahwa laporan sporadis selama dua tahun terakhir telah mengungkapkan aliran senjata India yang terus berlanjut ke Israel, termasuk laporan oleh Aljazeera berdasarkan dokumen tentang kesepakatan senjata.
