REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Sekretaris RMI NU Jakarta, Wafa Riansyah, mengungkapkan, dirinya telah mengunjungi pabrik food tray di China pada Agustus 2025. Di sana, dia melihat mekanisme pembuatan food tray karena harganya yang terbilang sangat murah.
"Jadi waktu kita melihat proses pembuatan (food tray), itu ada campuran minyak hewani yaitu terdapat pada MSDS ini, itu ada lemak babi," ujar Wafa saat konferensi pers di Hotel Sofyan, Jakarta, Kamis (17/9/2025).
Ia menjelaskan, minyak babi tersebut dicampurkan dalam pelumas untuk proses mencetak food tray. Wafa mengatakan, pihaknya mengambil sampel pelumas yang dipakai mencetak food tray di China. Dia mengungkapkan, sampelnya sudah dicek di Laboratorium Sucofindo, akan tetapi hasilnya belum keluar setelah beberapa hari diajukan. Menurut Wafa, metode pengecekannya tidak sesuai.
"Untuk laboratorium di Indonesia tidak bisa mengecek kandungan minyak babi (pada sampel pelumas ini), kemudian kita cek di Singapura ternyata sama metode di Singapura juga tidak bisa," ujar dia.
Dia kemudian mengecek sampel tersebut di dua laboratorium di China. Hasil pengecekan tersebut, ujar dia, sama-sama positif mengandung lemak babi.
"Jadi hari ini kita menyampaikan, saya Wakil Sekretaris RMI NU Jakarta menyatakan bahwa hasil lab yang kita bawa ke Indonesia dan kita tes lagi ke China itu benar adanya kandungan minyak babi dan itu buat pelumas untuk melembutkan food tray lalu di impor ke Indonesia," jelas Wafa.