REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan bahwa produk food tray dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut-sebut mengandung lemak babi bukan berasal dari produsen resmi yang terdaftar di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Deputi Bidang Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH, Mamat Salamet Burhanudin.
Menurut Mamat, sejauh ini BPJPH tidak memiliki data terkait produk food tray MBG yang sempat ramai diperbincangkan tersebut.
“Food tray itu kami tidak punya data ya, karena belum ada yang daftar ke kami. Belum ada yang diperiksa oleh kami,” ujar Mamat saat ditemui usai menjadi pembicara dalam acara Training of Trainer (ToT) Ekonomi dan Keuangan Syariah bagi Jurnalis se-Jabodetabek Tahun 2025 di Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
Ia menjelaskan, dugaan penggunaan lemak babi bukan berasal dari produsen dalam negeri maupun importir resmi. Produk tersebut diketahui berasal dari Tiongkok dan tidak melalui jalur yang terdaftar.
“Sebetulnya, yang pakai babi juga bukan di kita, itu di Cina. Ya, produknya Cina. Nah, dikirimnya pun kita nggak tahu. Itu black market dan tidak melalui proses importer yang resmi,” ucapnya.
Sementara, lanjutnya, food tray yang diproduksi di dalam negeri sudah banyak yang telah bersertifikat halal. "Ada sekitar belasan perusahaan-perusahaan food tray itu bersertifikat halal. Jadi, untuk sampai saat ini, untuk dalam negeri, sudah dipastikan halal untuk food tray,” katanya.
Dia menambahkan, produk yang diduga menggunakan lemak babi sebenarnya tidak mengandung babi sebagai bahan, tetapi diproses menggunakan lemak babi di negara asalnya.
“Bukan mengandung babi sih, tapi diproses dengan menggunakan lemak babi, itu adanya di Cina,” jelasnya.
Masuknya produk tersebut ke Indonesia pun dinilai kemungkinan terjadi tanpa terdeteksi karena tidak melewati importir resmi. "Karena black market. Karena bisa jadi ya, bisa jadi itu dikirimnya itu beserta barang-barang yang lain. Nyempil di situ,” ujar Mamat.




